Senin 26 Jul 2021 21:10 WIB

Gubernur: Ketersediaan Oksigen di Bali Masih Cukup

Gubernur mengaku terus berkomunikasi dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.

Petugas memindahkan tabung oksigen untuk dibawa ke ruang perawatan pasien di RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Jumat (23/7/2021). Ketersediaan oksigen di Rumah sakit milik Pemerintah Kota Denpasar tersebut saat ini berjumlah 3.838 meter kubik untuk dua hingga tiga hari ke depan, dan penggunaan oksigen itu dilakukan secara selektif khusus bagi pasien emergensi sedangkan pasien yang menjalani operasi tetapi tidak emergensi akan ditunda.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas memindahkan tabung oksigen untuk dibawa ke ruang perawatan pasien di RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Jumat (23/7/2021). Ketersediaan oksigen di Rumah sakit milik Pemerintah Kota Denpasar tersebut saat ini berjumlah 3.838 meter kubik untuk dua hingga tiga hari ke depan, dan penggunaan oksigen itu dilakukan secara selektif khusus bagi pasien emergensi sedangkan pasien yang menjalani operasi tetapi tidak emergensi akan ditunda.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim ketersediaan oksigen di "Pulau Dewata" itu masih mencukupi dan bisa terpenuhi, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Gubernur Wayan mengaku terus berkomunikasi dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.

"Saya selalu berkomunikasi dengan Bapak Menko Maritim dan Bapak Menteri Kesehatan beserta jajarannya dan Bali dapat prioritas untuk mendapatkan oksigen sesuai dengan kebutuhan," katanya dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Senin.

Baca Juga

Dia mengatakan hingga saat ini kebutuhan oksigen di Bali selalu dapat dipenuhi tepat waktu. Dengan situasi sekarang, pihaknya dituntut untuk lebih cepat dalam penanganan pasien positif Covid-19, terutama terkait dengan penyediaan tabung oksigen.

"Saya perlu menyampaikan bahwa memang terjadi situasi yang memerlukan kecepatan terkait ketersediaan oksigen terutama bagi pasien Covid-19 yang kasusnya sedang dan berat apalagi yang berada di kamar ICU pasti memerlukan oksigen yang memadai," ujarnya.

Ia mengakui pesan datang dengan cepat. Pesanan dari RS, disampaikan dua jam atau tiga jam sebelum habis. Terkadang, kata ia, satu jam jelang penghabisan. "Astungkara walaupun dalam waktu terbatas, namun kebutuhan di tiap-tiap RS bisa terpenuhi sehingga tidak menimbulkan risiko pasien yang dirawat di RS, terutama di ICU. Jadi dalam konteks ketersediaan oksigen kita masih bisa jalankan dan kelola dengan baik," ucapnya.

Saat ini, ia turut menangani langsung masalah ketersediaan oksigen tersebut dengan koordinasi intens bersama pihak kementerian terkait."Saya menangani langsung masalah ini bersama Bapak Menteri. Gubernur diberi kewenangan untuk menggeser alokasi oksigen sesuai dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten kota," ucapnya.

Bali, tambah Koster, sudah disiapkan satu generator untuk pembuatan oksigen. Kemudian ditambah konsentrator dan juga dilakukan pengiriman tabung yang nantinya keseluruhan alat tersebut bisa digunakan untuk memproses oksigen sehingga mulai hari ini sudah lebih lancar.

"Saya monitor langsung dan saat ini tidak lagi dirut RS yang berkomunikasi, namun bupati/wali kota yang langsung melapor untuk saya teruskan ke Menko Maritim dan Menteri Kesehatan. Astungkara untuk saat ini ketersediaan tabung oksigen bisa dipenuhi dengan baik," katanya.

Pada Agustus, Bali juga akan menerima bantuan dari pihak ketiga, generator yang memproduksi oksigen sehingga nantinya oksigen bisa diproduksi sendiri."Kejadian pandemi ini membuat kita belajar untuk bisa memproduksi sendiri dan tidak tergantung pada pihak luar," ucapnya.

Di sisi lain, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Bali ada di angka 75 persen atau masih sekitar 25 persen yang tersedia. Adapun khusus untuk pasien yang dirawat ICU, keterisiannya pada angka 70 persen."Kita sudah mengantisipasi kebutuhan tempat tidur baik yang biasa maupun ICU dengan menambah fasilitas di RS yang memungkinkan untuk itu yakni RS Bali Mandara, RS Sanglah, RS Udayana dan beberapa RSUD lain. Jadi (BOR, red.) ini masih bisa kita kelola," kata Koster.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement