Senin 26 Jul 2021 09:25 WIB

Sumbar Punya Kepala Daerah Muda Terbanyak di Indonesia

Persentase kepala daerah di bawah usia 40 tahun di Sumbar mengalahkan Jatim.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy.
Foto: Republika/Febrian Fachri
Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) memiliki sembilan kepala daerah muda berumur di bawah 40 tahun. Angka itu menjadi yang terbanyak secara persentase dibandingkan dengan seluruh provinsi di Indonesia.

"Dari 19 kabupaten/kota serta provinsi, ada sembilan kepala daerah muda di Sumbar. Ini bukti peran pemuda semakin besar dalam berbagai bidang di daerah ini termasuk bidang politik," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy di Kota Solok, Provinsi Sumbar, Ahad (26/7).

Dia mengatakan, hal itu saat menghadiri peluncuran organisasi Solok Muda dan Focus Group Discussion dengan tema 'Mahakarya Kawula Muda Dalam Berkolaborasi Membangun Solok Raya'. Menurut Audy, kepala daerah muda yang berumur di bawah 40 tahun, di antaranya Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra, Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, dan Wakil Bupati 50 Kota Riski Kurniawan Nakasari.

Kemudian Bupati Sijunjung Benny Dwifa, Bupati Dharmasraya Sutan Riska, Wali Kota Bukittinggi Erman Syafar, Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, dan dirinya sendiri.

Audy menyebut, secara persentase, jumlah kepala daerah muda di Sumbar adalah yang tertinggi di Indonesia mengalahkan Jawa Timur yang punya enam pemimpin muda dari 38 kabupaten/kota. Menurut dia, ke depan peran pemuda semakin besar di segala bidang.

Proses regenerasi dan estafet kepemimpinan akan berjalan. Hal itu sejalan dengan fenomena bonus demografi kala angkatan muda lebih banyak dari pada masyarakat lanjut usia. Bonus demografi akan mencapai puncaknya pada 2045 yang sering disebut masa 'Indonesia Emas'.

Karena itu, Audy mengingatkan pemuda untuk mempersiapkan diri menyambut segala perubahan dan kemungkinan yang mungkin saat ini tidak terpikirkan. Termasuk untuk melek politik yang akan menentukan arah bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement