Sabtu 24 Jul 2021 02:48 WIB

Negara-Negara Afrika Minta Lisensi Produksi Vaksin Covid-19

Negara Afrika ingin daat memproduksi vaksin Covid-19 sendiri

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Vaksin Covid 19 (ilustrasi)
Foto: PxHere
Vaksin Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Perwakilan Uni Afrika mengatakan perusahaan farmasi internasional harus memberikan lisensi produk vaksin Covid-19 ke Afrika, dibandingkan hanya membuat kontrak sedikit demi sedikit.

Hal itu disampaikan Perwakilan Uni Afrika Strive Masiyiwa satu hari setelah Pfizer dan BioNTech mengumumkan kesepakatan 'isi dan selesaikan' dengan Biovac Institute. Perusahaan Afrika Selatan itu bertanggung jawab memasukkan vaksin ke dalam botol, tahap akhir dalam produksi vaksin.

Baca Juga

Sementara Pfizer dan BioNTech masih memproduksi isi vaksinnya di fasilitas mereka di Eropa. Organisasi kemanusiaan Dokter Tanpa Batas, Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan kesepakatan tersebut 'terbatas' dan Afrika membutuhkan dukungan untuk lebih independen.

"Kami ingin memperjelas pada pemasok kami, bila kalian kerja sama jangka panjang dengan kami sekarang, anda produksi di Afrika," kata Masiyiwa, Jumat (23/7).

Saat ini Afrika sedang menghadapi gelombang ketiga wabah pandemi virus corona. Baru 60 juta vaksin yang disalurkan di benua dengan 1,3 miliar populasi itu. Sebab negara-negara produsen vaksin seperti India membatasi pengiriman vaksin.

Banyak negara Afrika yang mengandalkan skema bantuan vaksin internasional, Covax atau sumbangan dari negara lain seperti China dan India. "Agar daerah tertinggal dapat mencukupi vaksin mereka sendiri, mereka membutuhkan akses pada semua komponen produksi vaksin," kata manager kampanye akses MSF, Lara Dovifat.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afrika Matshidiso Moeti mengatakan bila Afrika dapat memproduksi vaksin mereka sendiri maka dapat mengatasi wabah di masa depan. "Kami melihat lebih jauh dari krisis ini," katanya.

Johnson & Johnson yang menggunakan satu dosis vaksin juga telah membuat kesepakatan 'isi dan selesaikan' dengan perusahaan Afrika Selatan lainnya Aspen Pharmacare. Masiyiwa mengatakan Johnson & Johnson sedang dalam jalur untuk menyerahkan 400 juta dosis vaksin pada September tahun depan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement