Jumat 23 Jul 2021 11:51 WIB

Pemkot Bandung Minta Aksi Tolak PPKM tidak Berkerumun

Saat ini masyarakat harus ikut bersama-sama menerapkan protokol kesehatan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta agar masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi di saat pandemi Covid-19 untuk tidak berkerumun. Sebab dikhawatirkan, situasi tersebut yaitu aksi yang berkerumun hanya akan memicu penyebaran Covid-19 lebih tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, aksi demonstrasi di kala pandemi sambil berkerumun, hanya akan berpotensi menjadi media penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, di saat ini masyarakat harus ikut bersama-sama menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau menyalurkan pendapat dengan berkerumun saya pikir kontra produktif sampaikan saja, toh kita pun rekan-rekan melihat gugus tugas tidak diam, menangani ini tidak mudah seperti membalikan telapak tangan," ujarnya, Jumat (23/7).

Dia pun meminta, masyarakat yang hendak berdemonstrasi untuk tidak merusak fasilitas umum seperti yang terjadi pada aksi beberapa hari kemarin. Di saat kondisi keuangan pemerintah yang sulit, fasilitas publik malah dirusak.

"Jangan emosi sesaat, kita komunikasi," katanya. Dia mengajak, masyarakat untuk menyalurkan aspirasi bisa melalui DPRD Kota Bandung namun diharapkan tidak terdapat tekanan sebab pihaknya menyadari mengeluarkan kebijakan di masa pandemi tidak mudah.

Ema menambahkan, kebijakan yang berlaku di Kota Bandung termasuk PPKM menindaklanjuti dari kebijakan pemerintah pusat. Dia menduga, aksi kemarin yang sempat ricuh ditengarai terdapat pihak yang bermain di belakang.

"Kalau saya lihat kemarin informasi dari kepolisian apa hubungannya demo dengan membawa bom molotov, gak ada keterkaitan walaupun saya tidak kompeten menyampaikan itu," katanya.

Sebelumnya, sebanyak kurang lebih 150 orang yang terdiri dari pelajar dan pemuda diamankan oleh aparat kepolisian karena menganggu ketertiban masyarakat. Enam orang di antaranya diduga membawa bom molotov, satu orang di antaranya terbukti membawa barang tersebut.

Seluruh pendemo yang diamankan dilakukan uji usap antigen dengan hasil 7 pendemo positif Covid-19. Mereka saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement