Jumat 23 Jul 2021 03:31 WIB

Vaksinasi Pelajar Belum Jadi Prioritas di Tasikmalaya

Lansia adalah kelompok masyarakat yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Masyarakat mengikuti vaksinasi yang dilakukan di Mako Polres Tasikmalaya Kota, Senin (14/6). Polisi menggelar vaksinasi massal dengan target 1.000 orang untuk mendukung program pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Masyarakat mengikuti vaksinasi yang dilakukan di Mako Polres Tasikmalaya Kota, Senin (14/6). Polisi menggelar vaksinasi massal dengan target 1.000 orang untuk mendukung program pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya belum berencana untuk melakukan vaksinasi kepada pelajar. Alasannya, masih banyak masyarakat rentan lainnya yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, pihaknya belum berencana melakukan vaksinasi kepada pelajar dalam waktu dekat ini. Sebab, capaian vaksinasi kepad masyarakat rentan masih kecil. "Kita masih banyak PR di golongan masyarakat umum dan rentan, terutama lansia," kata dia kepada Republika, Kamis (22/7).

Menurut dia, lansia adalah kelompok masyarakat yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin. Pasalnya, angka kematian pasien Covid-19 yang berusia lansia di Kota Tasikmalaya cukup tinggi. Sedangkan jumlah lansia yang menjalani vaksinasi belum mencapai 50 persen.

Asep menyebutkan, hingga saat ini baru sekitar 10 ribu dari total sekitar 52 ribu lansia di Kota Tasikmalaya yang menjalani vaksinasi dosis pertama. Karena itu, pelaksanaan vaksinasi kepada lansia harus menjadi prioritas utama."Kita tak mau memulai yang lain selama lansia belum bisa dikendalikan. Kalau lansia sudah 50 persen divaksin, baru kita mungkin akan ke pelajar," kata dia.

Asep mengungkapkan, pelaksanaan vaksinasi kepada pelajar bisa saja dilakukan saat ini. Asalkan, ketersediaan vaksin melimpah. Namun kenyataannya, distribusi vaksin ke daerah sangat terbatas. 

"Kalau kita melakukan setengah-setengah, nanti justru ada kecemburuan sosial, akan terjadi friksi di masyarakat. Apalagi kalau bawa-bawa etnis. Anak si itu sudah divaksin, anak saya belum," kata dia.

Ia menambahkan, angka kematian akibat Covid-19 di kalangan pelajar juga tak terlalu tinggi. Karena itu, pelajar tak menjadi prioritas dalam vaksinasi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement