Jumat 16 Jul 2021 15:58 WIB

WHO Sebut Ada Potensi Muncul Varian Covid Lebih Berbahaya

Varian Delta diproyeksikan bakal menjadi strain yang mendominasi dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya. WHO menekankan pandemi belum usai atau membaik.

“(Ada) kemungkinan kuat kemunculan dan penyebaran global varian baru (Covid-19) dan mungkin lebih berbahaya dari kekhawatiran yang mungkin, bahkan lebih menantang untuk dikendalikan,” kata Komite Darurat Covid-19 WHO dalam sebuah pernyataan pada Kamis (15/7), dikutip laman United Press International.

Baca Juga

Kepala Komite Darurat Covid-19 WHO Profesor Didier Houssin mengungkapkan, evolusi berkelanjutan virus Corona dan perbedaan pendekatan terhadap pandemi oleh negara-negara anggota WHO adalah sumber kesulitan. “Kita masih berlari untuk mengejar virus dan virus masih memburu kita,” ucapnya.

Menurut WHO, meski infeksi telah mengalami penurunan selama 10 pekan, tapi dalam empat pekan terakhir, angkanya, termasuk jumlah kematian, kembali meningkat. Salah satu faktor penyebab terjadinya hal itu adalah merebaknya varian Delta yang lebih menular.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Delta telah menyebar di 111 negara. Varian tersebut diproyeksikan bakal menjadi strain yang mendominasi dunia. “Varian Delta adalah salah satu pendorong utama peningkatan penularan saat ini, didorong peningkatan pencampuran dan mobilitas sosial, serta penggunaan langkah-langkah kesehatan dan sosial masyarakat yang tak konsisten,” ucapnya.

Ghebreyesus mengisyaratkan tentang kemungkinan memburuknya pandemi karena masih ada ketimpangan atau kesenjangan dalam akses vaksin secara global. WHO mendesak negara-negara kaya berbagi vaksin dan mencabut hak kekayaan intelektual untuk obat Covid-19. Hal itu agar akses terhadapnya dapat meningkat.

Menurut data John Hopkins University Coronavirus Resource Center, hingga Jumat (16/7), dunia telah mencatatkan 188,92 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh 4,06 juta warga di seluruh dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement