Kamis 15 Jul 2021 22:44 WIB

Pejabat Turki Peringati Percobaan Kudeta 2016

Percobaan kudeta oleh FETO menyerang kehendak dan demokrasi bangsa.

Warga mengibarkan bendera Turki saat berkumpul di Lapangan Taksim, Sabtu, 16 Juli 2016. Warga turun ke jalan menolak aksi kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Warga mengibarkan bendera Turki saat berkumpul di Lapangan Taksim, Sabtu, 16 Juli 2016. Warga turun ke jalan menolak aksi kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pejabat Turki pada Kamis memperingati tahun kelima sejak kudeta 2016 berhasil digagalkan. Di Twitter, Wakil Presiden Fuat Oktay berharap rahmat Allah bagi orang-orang yang meninggal karena mencegah serangan memalukan selama percobaan kudeta 15 Juli. Ia pun membagikan video untuk menghormati mereka yang tewas.

"Kami belum melihat atau mengakui kekuatan duniawi di atas kehendak bangsa, dan tidak akan," kata Oktay mengutip pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca Juga

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan percobaan kudeta FETO menyerang kehendak dan demokrasi bangsa. "... rencana gelap mereka gagal sebelum fajar, terkena pukulan nyata dengan pembangunan dan tekad untuk membangun kembali masa depan negara kita setelah malam itu," ujar dia.

Soylu juga menambahkan bahwa Turki memiliki suara dalam produksi kendaraan udara tak berawak secara global dan mampu mempertahankan hak internasionalnya dalam berbagai masalah dari Mediterania Timur hingga Libya.

Dia menekankan bahwa Turki, sebagai mercusuar harapan bagi yang tertindas, mampu mempertahankan haknya terhadap status quo yang diharapkan bisa didirikan di perbatasan selatannya.

Kementerian Dalam Negeri telah melakukan 135.916 operasi sejak kudeta yang dikalahkan itu, sebagai bagian dari perang melawan FETO.

Sementara itu, lebih dari 312 ribu tersangka ditangkap dan sekitar 99 ribu dari mereka di tahan.

Sumber,

https://www.aa.com.tr/id/turki/pejabat-turki-peringati-percobaan-kudeta-2016/2305416

Turki memperingati 15 Juli sebagai Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional dengan acara-acara nasional untuk menghormati mereka yang kehilangan nyawa ketika memukul mundur para pemberontak dan untuk mengenang keberanian bangsa.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di Amerika Serikat, Fetullah Gulen, mengatur kudeta yang berhasil digagalkan pada 15 Juli 2016, di mana 251 orang tewas dan 2.734 terluka.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi negara, khususnya militer, polisi dan peradilan.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement