Kamis 15 Jul 2021 19:21 WIB

Penjelasan Ibnu Katsir Tentang Awal Mula Jin

Ibnu Katsir menjelaskan tentang awal mula jin.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Penjelasan Ibnu Katsir Tentang Awal Mula Jin
Foto: Blogspot
Penjelasan Ibnu Katsir Tentang Awal Mula Jin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di dalam hadist dijelaskan bahwa jin diciptakan dari nyala api. Banyak ulama ahli tafsir berpendapat bahwa jin diciptakan sebelum penciptaan Nabi Adam.

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam bukunya Al-Bidayah Wan-Nihayah yang diringkas Ahmad Al Khani menjelaskan tentang jin. Menurutnya, jin dulu pernah tinggal di bumi sebelum manusia.

Baca Juga

Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah dijelaskan kepada kalian semua." (HR Muslim dan Ahmad).

Dalam bukunya Ibnu Katsir menjelaskan, banyak ulama ahli tafsir mengatakan, jin diciptakan sebelum penciptaan Nabi Adam Alaihissalam. Penghuni bumi sebelum manusia adalah Hin dan Bin. Allah menjadikan jin menguasai mereka. Jin membunuh mereka kemudian tinggal di bumi setelah terjadi peperangan.

Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas mengatakan, setelah jin membuat berbagai kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, Allah mengutus Iblis kepada mereka, bersama para tentara dari langit. Mereka membunuh para jin dan mengusirnya dari bumi ke pulau-pulau di tengah laut.

Hasan Al Bashri mengatakan, Iblis bukan dari golongan malaikat sedikit pun. Akan tetapi iblis adalah asal-mula para jin, sebagaimana Adam asal-mula manusia. Para jin diciptakan dari api. Mereka seperti bani Adam yang makan, minum, dan berketurunan.

Di antara para jin ada yang mukmin dan ada pula yang kafir. Pendapat yang benar adalah jin yang mukmin akan masuk surga.

Sementara Iblis sebelum bermaksiat kepada Allah, bernama Azazil dan julukannya Abu Kurdus.

Dari Jabir dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air. Lalu menyebarkan para prajuritnya ke tengah-tengah manusia. Siapa yang posisinya paling dekat dengan manusia maka dialah yang besar fitnahnya." (HR Muslim dan Ahmad)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement