Rabu 14 Jul 2021 21:20 WIB

Mengapa Allah SWT Jadikan Dzulhijjah Bulan yang Istimewa?

Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT. Ilustrasi haji
Foto: Antara
Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT. Ilustrasi haji

REPUBLIKA.CO.ID, — Allah SWT memuliakan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas. 

"Yaitu tiada hari-hari untuk beramal saleh yang lebih disukai Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung dari pada hari-hari itu."

Baca Juga

"Maksudnya hari-hari itu adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah," kata Syekh Yusuf Al Qaradhawi dalam bukunya "100 Tanya Jawab Haji Umroh". 

Pertanyaannya Mengapa Allah SWT mengutamakan hari hari ini?  Syekh Yusuf menjawab yaitu pertama masalah mengutamakan, memberikan kekhususan, dan mengistimewakan adalah urusan Ilahi yang merupakan wewenang Allah SWT secara mutlak. 

 

Allah berhak untuk lebih mengutamakan hari tertentu daripada hari yang lain, bulan tertentu daripada bulan yang lain, saat-saat tertentu di malam atau siang hari dari pada saat-saat yang lain. "Allah juga berhak mengutamakan tempat tertentu dari pada tempat yang lain," katanya.

Misalnya Allah telah mengutamakan Masjidil Haram daripada masjid-masjid yang lain. Allah mengutamakan pula tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsa daripada masjid-masjid yang lain di dunia ini. "Dan tidak boleh sengaja berpergian jauh dalam rangka mengunjungi masjid kecuali ketiga masjid tersebut," katanya.

Allah SWT pun menilai pahala sholat satu kali di Masjidil Haram sama seperti 100 ribu kali sholat di masjid-masjid yang lain, kecuali di Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsa. 

Pahala sholat satu kali di Masjid Nabawi sama seperti 1.000 kali sholat di masjid-masjid yang lain dan, pahala salat satu kali di Masjidil Aqsa sama seperti 500 kali salat di masjid-masjid yang lain.  

"Allah juga lebih mengutamakan Makkah dan Madinah dari pada tempat-tempat yang lain. Itu tadi yang menyangkut tempat," katanya. 

Sementara yang menyangkut sosok, Allah mengutamakan para nabi dari pada manusia pada umumnya. Allah juga mengutamakan sebagian nabi dari pada sebagian yang lain. 

Terkait pilihan sesua kehendak Allah SWT ada dalam surat Al Baqarah ayat 253 yang artinya.

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ "Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata langsung dengan dia dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat."

Jadi kata Syeikh Yusuf merupakan wewenang Allah untuk mengutamakan, memilih, dan memberikan ke khusus yang sama sebagaimana FirmanNya dalam surat Al Qasas ayat 68:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka." 

Allah yang memilih sosok-sosok tertentu, memilih tempat-tempat tertentu, dan memilih hari-hari tertentu sesuai yang dikendakinya, karena rahasia yang hanya dia ketahui sendiri saja.  Terkadang Allah menjelaskan rahasia-rahasia-Nya. 

Misalnya mengapa Allah lebih mengutamakan Ramadhan daripada bulan lainnya. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 185. Juga mengapa Allah mengutamakan Lailatul Qadar malam kemuliaan daripada malam-malam yang lainnya? 

Allah menjelaskan rahasianya, yakni karena di malam itu Alquran diturunkan, sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al Qadr ayat 1.

Kedua hari-hari itu adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni bulan yang diutamakan Allah karena dua hal pertama Dzulhijjah adalah bulan yang penting jika dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya. Di sisi Allah bulan-bulan haram lebih utama daripada bulan-bulan yang lain dan hal ini sebagaimana terekam dalam surat At taubah ayat 36. 

Kedua karena bulan Dzulhijjah itu sendiri mengandung dua hal yang sangat penting, yaitu ida termasuk bulan-bulan musim haji sekaligus bulan-bulan haram. Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 197 berfirman: 

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ "Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement