Rabu 14 Jul 2021 15:58 WIB

Konsumsi Energi Jaringan 5G Jauh Lebih Hemat Dibanding 4G

Teknologi memungkinkan berbagai inovasi untuk konservasi energi dan pengurangan emisi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Jaringan 5G ilustrasi
Foto: BBC
Jaringan 5G ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan iklim kini telah menjadi isu global yang menjadi perhatian dari berbagai kalangan. Industri teknologi pun ikut berupaya mencari solusi atau membantu mengurangi jejak karbon demi menekan dampak dari perubahan iklim.

Menurut Chairman of the Board Huawei Liang Hua, saat ini industri teknologi perlu bergerak lebih cepat menuju model pembangunan rendah karbon dan green growth. "Kita perlu melindungi lingkungan ini dan mendorong green economic recovery. Ini adalah tujuan bersama yang dimiliki oleh komunitas global," kata Liang Hua dalam acara virtual Tech & Sus tain ability, pekan lalu.

Baca Juga

Pada intinya, kata Hua, industri teknologi informasi komunikasi (TIK) telah bekerja menggunakan lebih sedikit energi untuk mengirimkan proses dan menyimpan lebih banyak informasi. Sebagai contoh, hadirnya teknologi 5G.

 

Konsumsi energi pada teknologi jaringan generasi kelima ini, per bitnya hanya sepersepuluh dari 4G, tetapi dapat menyediakan kapasitas sebanyak 30 kali. Teknologi TIK juga memungkinkan untuk konservasi energi dan pengurangan emisi di industri lainnya. Misalnya, teknologi digital membantu meningkatkan jaringan energi, menjadikan data sebagai sumber daya utama dalam energi internet.

Pembangunan yang besar dan berkelanjutan, menurutnya, memang telah menjadi prioritas utama dalam ekonomi dunia. Netralitas karbon pun telah menjadi tujuan global yang diakui.

Untuk mewujudkannya, Huawei menggunakan teknologi inovatif untuk mengaktifkan green development, demi mendukung perlindungan lingkungan. Teknologi digital, seperti 5G, cloud, dan kecer dasan buatan (AI), akan dimanfaatkan Huawei untuk mendorong ekonomi digital ke wajah baru.

 

Huawei juga memiliki pengalaman luas dalam power electronics dan energy storage. Perusahaan yang ber basis di Shenzhen, Cina ini, menyediakan power solutions untuk industri yang berbeda.

"Kami juga akan menggunakan teknologi digital untuk membantu menghasilkan lebih banyak listrik dari sumber terbarukan dan mengoptimalkan model pasokan dan permintaan energi. Ini dapat membantu transisi kami ke sumber energi hijau yang menguntungkan seluruh sektor energi dan dunia," ujarnya.

Per Desember 2020, Huawei digital power products and solutions telah menghasilkan 325 miliar kilowatt hour (kWh) listrik dari sumber terbarukan dan menghemat total 10 miliar kWh listrik. Upaya ini, kata Hua, telah menghasilkan pengurangan 160 juta ton emisi karbon dioksida.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement