Rabu 14 Jul 2021 11:53 WIB

Siklus Goyangan Bulan Tingkatkan Risiko Banjir pada 2030

Siklus bulan terjadi dalam 18,6 tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Banjir
Foto: MGIT3
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Studi baru yang diterbitkan di Nature Climate Change mengungkapkan siklus 18,6 tahun bulan yang terjadi secara teratur dapat memicu banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang pantai Amerika Serikan pada tahun 2030-an. Banjir ini diperkirakan akan lebih parah dibandingkan banjir pasang saat ini yang semakin memburuk akibat permukaan laut terus meningkat.

Pada tahun 2019, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) melacak lebih dari 600 peristiwa banjir pasang yang berulang. Air pasang mencapai 0,6 meter di atas normal. Banjir ini tidak mengancam jiwa tapi dapat merusak infrastruktur pesisir di daerah dan membuat gangguan seperti tempat parkir yang tergenang.

Baca Juga

Menurut studi terbaru yang dipimpin oleh Phil Thompson dari Universitas Hawaii, siklus 18,6 tahun bulan bisa membuat kondisi lebih buruk. “Pertemuan kenaikan permukaan laut dan goyangan bulan akan meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan banjir pasang di sepanjang garis pantai AS,” kata Thompson.

Pada pertengahan 2030-an, banjir pasang dapat terjadi selama satu bulan atau lebih dan hampir setiap hari. Para ilmuwan telah mengetahui tentang goyangan di orbit bulan sejak awal abad ke-18 dan proses yang melibatkan bulan, bumi, dan matahari dapat memengaruhi pasang surut.

Selama paruh pertama siklus ini, pasang naik berada di bawah rata-rata normal dan pasang surut lebih tinggi dari biasanya. Selama setengah siklus lainnya, pasang naik dan pasang surut diperkuat, muncul lebih tinggi dan lebih rendah dari biasanya.

Dilansir Gizmodo, Rabu (14/7), NOAA memperkirakan permukaan laut global akan naik setidaknya 12 inci atau 0,3 meter pada pergantian abad ini. Sayangnya, dunia berada di jalur skenario kenaikan permukaan laut kasus terburuk yang telah dimodelkan oleh para ilmuwan. Pada 2014, hampir 40 persen populasi AS mendiami wilayah pesisir yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

“Daerah dataran rendah di dekat permukaan laut semakin berisiko dan menderita karena meningkatnya banjir dan itu hanya akan bertambah buruk. Kombinasi tarikan gravitasi bulan, naiknya permukaan laut, dan perubahan iklim akan terus memperburuk banjir di pesisir garis pantai kita dan seluruh dunia,” kata Administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.

Untuk membangun model prediksi baru, Thompson dan rekan-rekannya mempelajari informasi pasang surut dengan mendistribusikan 90 alat pengukur di sepanjang pantai AS. Banjir pasang yang berulang diperkirakan akan terjadi lebih sering di hampir semua garis pantai daratan AS, Hawaii, dan Guam. Alaska tidak akan mengalami masalah ini setidaknya selama satu dekade atau lebih karena massa daratannya sebenarnya meningkat karena proses geologis.

“Banjir pasang tidak separah badai tapi akan ada efek kumulatif dan munculnya kolam septik yang merembes sebagai masalah kesehatan masyarakat. Perencana kota harus memperhatikan temuan baru dan bertindak sesuai,” ucap Thompson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement