Selasa 06 Jul 2021 19:29 WIB

Israel Kirim 700 Ribu Dosis Vaksin Kedaluwarsa ke Korsel

Korsel kejar percepatan vaksinasi di tengah ketatnya pasokan global.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
 Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer.
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Israel akan mengirimkan 700 ribu dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang hendak kedaluwarsa ke Korea Selatan (Korsel). Sebagai gantinya, Korsel bakal mengirim vaksin serupa dengan jumlah sama banyak yang telah dipesan untuk September dan Oktober mendatang.

Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel, Jeong Eun-kyeong, mengatakan kesepakatan tersebut akan memungkinkan negaranya mempercepat rencana vaksinasinya. Dosis vaksin dari Israel juga dapat digunakan untuk memvaksinasi para karyawan di beberapa sektor yang menjalin kontak dengan banyak orang. Contohnya adalah petugas pembersih jalan, pekerja di bidang pengiriman, dan karyawan ritel.

Baca Juga

Pemerintah Israel pun menyambut kesepakatan pertukaran vaksin tersebut. “Ini adalah kesepakatan yang saling menguntungkan. Bersama-sama kita akan mengalahkan pandemi,” kata Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, pada Selasa (6/7).

Korsel dengan cepat mendistribusikan vaksin Covid-19 yang dimilikinya. Namun, ia berjuang untuk mendapatkan dosis tepat waktu di tengah ketatnya pasokan global. Pekan lalu, otoritas Korsel mengatakan mereka berharap mencapai kekebalan kelompok lebih awal. Sebelumnya Negeri Ginseng memiliki target tersebut pada November.

Korsel ingin menginokulasi setidaknya 70 persen populasinya minimal dengan satu dosis vaksin. Jeong Eun-kyeong mengatakan jika upaya vaksinasi berjalan sesuai rencana dan negaranya masih surplus dosis vaksin, Korsel akan membagi stoknya dengan negara lain.

Hingga kini, Korsel masih berjuang menangani klaster-klaster Covid-19 di negaranya. Pada Senin (5/6) lalu, ia melaporkan 746 kasus baru. Sejauh ini Korsel telah mencatatkan 161.641 kasus dengan korban meninggal mencapai 2.032 jiwa, dikutip dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement