Kamis 01 Jul 2021 12:12 WIB

Sleman Aktifkan 96 Shelter Isolasi Mandiri Kalurahan

Setiap ruangan isolasi harus memiliki kamar mandi sendiri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas memeriksa tempat tidur Rusunawa UII di Sleman, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas memeriksa tempat tidur Rusunawa UII di Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peningkatan kasus covid di Kabupaten Sleman, DIY, dua pekan terakhir membuat kapasitas fasilitas layanan kesehatan menipis. Per 28 Juni 2021, shelter isolasi mandiri di Asrama Haji, Rusunawa Gemawang, Asrama Unisa, dan Shelter UII rata-rata terisi 70 persen.

Menyikapi terus bertambahnya angka pasien positif, Pemkab Sleman mengaktifkan 96 shelter isolasi mandiri tambahan. Shelter ini merupakan hasil Instruksi Bupati Sleman kepada semua kalurahan-kalurahan agar membuat shelter Covid-19 sebelumnya.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, shelter yang berada di setiap kalurahan ini memanfaatkan berbagai tempat. Antara lain sekolah, balai kalurahan, puskesmas pembantu (pustu), gedung olahraga (GOR), dan bangunan-bangunan umum lain.

Yang menjadi poin kunci shelter ini setiap ruangan isolasi harus memiliki kamar mandi sendiri. Hal itu untuk meminimalkan penularan virus melalui kontak fisik yang sebelumnya tetap terjadi meskipun warga sudah isolasi mandiri di rumah.

Ia menerangkan, shelter isolasi mandiri di masing-masing kalurahan ini memiliki daya tampung antara 5-10 orang. Kemudian, mereka yang menempati shelter merupakan warga sekitar yang menjadi pasien positif covid tanpa gejala dan gejala ringan.

Selain itu, shelter juga akan difungsikan sebagai tempat masyarakat yang sedang menunggu hasil tes PCR agar tidak banyak mobilitas sampai hasil tesnya ke luar. Jika shelter kalurahan penuh, akan dipindah ke tempat isolasi mandiri kabupaten.

"Langkah ini sangat strategis mendukung penanganan covid di Kabupaten Sleman dan alhamdulilah setiap kalurahan dengan segera sudah membentuk fayankes terpusat," kata Kustini, Kamis (1/7).

Untuk kebutuhan logistik yang menjalani isolasi mandiri, nanti dibantu dari masyarakat sekitar dan dapur umum Dinas Sosial. Ia berharap, keberadaan shelter terpusat masing-masing kelurahan ini membantu mengatasi kebutuhan tempat isolasi. "Serta, pelaksanaan isolasi mandiri bisa dipantau dengan ketat," ujar Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement