Kamis 01 Jul 2021 08:06 WIB

Palang Merah Laporkan Ratusan Anak Dipenjara di Suriah

Anak-anak yang dipenjara di Suriah adalah pelarian dari kantong ISIS

Rep: Dwina Agustin / Red: Nashih Nashrullah
Anak-anak yang dipenjara di Suriah adalah pelarian dari kantong ISIS. Ilustrasi anak-anak Suriah
Foto: AP/Baderkhan Ahmad
Anak-anak yang dipenjara di Suriah adalah pelarian dari kantong ISIS. Ilustrasi anak-anak Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA –  Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan pada Rabu (30/6), ratusan anak dipenjarakan di penjara dewasa timur laut Suriah. Laporan ini mengungkapkan penderitaan anak-anak itu sebagai narapidana untuk pertama kalinya.

"Ratusan anak-anak, kebanyakan anak laki-laki, beberapa di antaranya berusia 12 tahun, ditahan di penjara dewasa, tempat-tempat yang bukan milik mereka," kata Direktur Regional ICRC untuk Timur Tengah, Fabrizio Carboni. 

Baca Juga

Anak-anak, kebanyakan laki-laki, telah dipindahkan ke penjara dari al-Hol, sebuah kamp gurun pasir yang dijalankan pasukan Kurdi Suriah untuk 60 ribu orang dari lebih dari 60 negara. 

Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak yang melarikan diri ke sana setelah kantong terakhir ISIS runtuh dua tahun lalu.

ICRC melakukan 36 kunjungan ke tempat-tempat penahanan di seluruh Suriah tahun lalu, karena satu-satunya lembaga yang memiliki akses tersebut. Laporan baru ini membutuhkan pembicaraan pribadi dengan narapidana tentang perawatan dan kondisi mereka, tetapi temuan rahasianya hanya dibagikan kepada pihak berwenang.

Lembaga ini juga juga memperbarui seruannya bagi negara-negara untuk memulangkan warga negara dari kamp al-Hol dan menjaga keluarga tetap bersama. "Seperti yang diwajibkan hukum internasional," kata Carboni.yang telah mengunjungi al Hol empat kali dalam dua tahun terakhir.

ICRC menjalankan rumah sakit lapangan dan menyediakan makanan dan air di lokasi yang luas itu. Kebutuhan medis tetap besar, dengan peningkatan anak-anak penduduk yang meninggal tahun lalu, termasuk beberapa dari kondisi yang dapat dicegah.

UNICEF mengatakan delapan anak di bawah lima tahun telah meninggal di kamp Agustus lalu, setengahnya karena komplikasi terkait malnutrisi. Kematian lainnya disebabkan oleh dehidrasi akibat diare, gagal jantung, pendarahan dalam dan hipoglikemia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement