Selasa 29 Jun 2021 00:45 WIB

Presiden Ceska Sebut Transgender Menjijikan

Sejumlah aktivis khawatir Ceska akan mengikuti jejak Hungaria dan Polandia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Milos Zeman
Foto: EPA
Milos Zeman

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Presiden Ceska Milos Zeman menyebut kelompok transgender  'menjijikkan' dalam sebuah wawancara di CNN Prime News pada Ahad (27/6). Zeman melontarkan hal tersebut selama diskusi tentang rancangan undang-undang baru yang kontroversial di Hungaria.

Hukum Hungaria melarang semua materi dan program pendidikan untuk anak-anak yang dianggap mempromosikan homoseksualitas, perubahan jenis kelamin, dan konsep seksualitas yang menyimpang. Rancangan undang-undang ini mendapatkan kritik keras di antara negara-negara Uni Eropa (UE).

Baca Juga

"Saya bisa mengerti gay, lesbian dan sebagainya. Tapi apakah Anda tahu siapa yang saya tidak mengerti sama sekali? Orang-orang transgender ini, pada dasarnya mereka menjijikkan bagi saya," ujar Zeman, dilansir CNN, Senin (28/6).

Komentar Zeman muncul saat beberapa kota di seluruh dunia merayakan parade Pride. Parade ini bertujuan untuk mendapatkan visibilitas komunitas LGBTQ dan menandai kerusuhan Stonewall 1969. Festival Pride Praha direncanakan pada minggu pertama Agustus mendatang.

Menurut sebuah kelompok advokasi, ILGA-Europe, para aktivis khawatir Cezka akan mengikuti jejak Hungaria dan Polandia yang semakin tidak liberal.  Pengesahan undang-undang kesetaraan pernikahan telah berulang kali terhenti di negara itu.

Menurut laporan Komisi Eropa yang Menentang Rasisme dan Intoleransi pada Desember 2020, warga negara Cezka diharuskan menjalani sterilisasi gender sebagai syarat resmi trangender.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pekan lalu mengecam rancangan undang-undang itu sebagai diskriminatif. Dia mengatakan, rancangan undang-undang itu bertentangan dengan semua nilai.

"Termasuk nilai-nilai fundamental Uni Eropa, dan ini adalah martabat manusia, kesetaraan, dan dasar kemanusiaan.  hak," ujar von der Leyen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement