Jumat 25 Jun 2021 17:34 WIB

Dosen UMM Bagikan Ilmu Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Peserta langsung mempraktikkan pembuatan eco-enzym dengan bimbingan para pemateri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan pelatihan dengan tema Gerakan Produktif Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Melalui Eco-Enzym  di Desa Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang.
Foto: Humas UMM
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan pelatihan dengan tema Gerakan Produktif Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Melalui Eco-Enzym di Desa Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan pengetahuan tentang pengolahan sampah rumah tangga kepada masyarakat di Desa Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. Melalui Program Pengabdian Fakultas, tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM melangsungkan pelatihan dengan tema 'Gerakan Produktif Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Melalui Eco-Enzym'.

Aktivitas pengabdian masyarakat ini diinisiasi oleh Dwi Susilowati, Venus Kusuawardhana, dan Dhurotus Sangadah. Ketiganya tergabung dalam satu tim yang juga menggandeng kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai mitra. “Kami berusaha sebaik mungkin untuk berusaha meningkatkan produktivitas masyarakat setempat,” kata Dwi Susilowati.

Dwi menjelaskan, pelatihan telah dihadiri puluhan peserta dari kalangan perempuan dewasa. Adapun narasumber yang disiapkan antara lain mereka yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang pengembangan eco-enzym. Tim sengaja mengangkat eco-enzym karena berawal dari keprihatinan akan semakin rusaknya lingkungan.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan juga pengalaman baru bagi anggota PKK Desa Mulyoagung. Sebab itu, dia berharap apa yang didapat di agenda ini bisa disebarluaskan ke masyarakat lain. "Sehingga manfaatnya bisa dirasakan di seluruh lapisan," ujarnya.

Pemateri Dhurotus Sangadah menjelaskan, limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan dengan baik melalui eco-enzym. Jika dilihat dari aspek ekonomi, bahan ini dapat menekan dan menghemat pengeluaran rumah tangga. Hal itu tidak lepas dari kegunaannya sebagai pengganti handsanitizer, sabun mandi, sabun cuci piring, dan pupuk alami.

Sedangkan pemateri lainnya, Gung Endah, menerangkan bagaimana cara membuat eco-enzym dengan bahan-bahan yang mudah didapat. Di antaranya, sayur-sayuran, buah-buahan, air gula merah, dan tetes tebu atau molase. Adapun persentase  bahan itu terdiri atas tiga liter sayur dan buah, satu liter gula merah dan tetes tebu, dan sepuluh liter air.

Pada pelatihan itu, para peserta tidak hanya menerima gambaran teori. Mereka juga langsung mempraktikkan pembuatan eco-enzym dengan bimbingan para pemateri. Proses yang digunakan dari bahan mentah menjadi eco-enzym memakan waktu sekitar tiga bulan. Setelah itu, bahan ini sudah bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement