Kamis 24 Jun 2021 21:39 WIB

Wagub DKI: Pemakaian Truk untuk Angkut Jenazah Baru Simulasi

Wagub DKI optimistis ambulans masih cukup mengangkut jenazah pasien Covid.

Petugas membawa peti jenazah pasien COVID-19 untuk dimakamkan di Desa Tanjung, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jateng, Rabu (23/6/2021). Jumlah kasus kematian pasien COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jateng, terus bertambah mencapai 100 kasus dari tanggal 1-23 Juni 2021, dengan 488 pasien aktif COVID-19 yang dirawat dan bed occupancy rate (BOR) ICU pada level 70,83 persen.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas membawa peti jenazah pasien COVID-19 untuk dimakamkan di Desa Tanjung, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jateng, Rabu (23/6/2021). Jumlah kasus kematian pasien COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jateng, terus bertambah mencapai 100 kasus dari tanggal 1-23 Juni 2021, dengan 488 pasien aktif COVID-19 yang dirawat dan bed occupancy rate (BOR) ICU pada level 70,83 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov)DKI Jakarta menyatakan penggunaan truk untuk mengangkut jenazah Covid-19 saat ini baru simulasi. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi menghadapi kejadian luar biasa.

"Apa yang dilihat itu hanya simulasi kalau pada suatu saat nanti ambulans tidak dapat lagi menampung. Kenapa truk? Karena pilihannya kan yang paling memungkinkan, nggak mungkin pakai bus," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Meski demikian, Riza menyampaikan keyakinannya bahwa ambulans di Jakarta masih mencukupi untuk mengangkut jenazah dengan protokol Covid-19. Terlebih banyak kelompok masyarakat termasuk partai ataupun anggota dewan yang memiliki ambulans."Jadi terkait jenazah sejauh ini dan mudah-mudahan ke depan tetap menggunakan ambulans dan saya yakin ambulans Jakarta cukup banyak, jadi tidak usah khawatir," katanya.

Dihubungi di lokasi lainnya, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menyebutkan hal yang serupa bahwa pengangkutan dengan truk itu merupakan simulasi sebagai antisipasi kejadian luar biasa, mengingat cukup banyak permintaan dari rumah sakit.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati saat dihubungi menjelaskan, meski dalam simulasi itu tidak dilakukan untuk pengangkutan jenazah yang sebenarnya, simulasi itu bertujuan mengetahui bagaimana cara mengangkut dengan truk.

Simulasi itu hanya dilakukan satu kali. Simulasi itu belum dijalankan dengan pengangkutan jenazah dengan truk. "Jadi, ini baru simulasi," kata Suzi.

Ia pun memastikan, sampai hari ini pengangkutan jenazah masih dilakukan dengan ambulans. Namun Dinas Pertamanan dan Hutan Kota juga masih mengevaluasi kemungkinan penggunaan truk."Itu baru simulasi, andaikan kejadian, karena sekarang banyak permintaan dari semua rumah sakit. Tetapi Alhamdulillah sampai saat ini kita bisa mengupayakan dengan ambulans," katanya.

Sebelumnya, keterangan berbeda disampaikan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri. Dalam rapat kerja dengan Komisi C bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta, Edi menyebutkan karena tingginya angka pemakaman dengan protokol Covid-19 membuat jenazah tidak mungkin diangkut dengan ambulans.

Ia menyatakan jenazah akan diangkut dengan truk berkapasitas delapan jenazah. Apalagi, saat ini, petak makam khusus Covid-19 yang tersedia hanya di TPU Rorotan.Untuk itu, dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang disiapkan Pemprov DKI untuk penanganan Covid-19, akan ada alokasi bagi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota. Akan ada insentif tambahan bagi tenaga pemulasaraan jenazah, pembelian peti mati dan masker.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement