Kamis 24 Jun 2021 18:53 WIB

Sudah Disiapkan Makam, Smith Selamat 10 Bulan Lawan Covid

Smith mengaku sempat mengalami batu lima jam berturut-turut tanpa henti.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pria berusia 72 tahun asal Inggris mengidap Covid-19 selama 305 hari. Dia dianggap sebagai pasien paling gigih di dunia.

Pria bernama Dave Smith asal Bristol telah menderita Covid-19 selama lebih dari 10 bulan. Para ahli menyebutnya sebagai infeksi persisten terlama yang pernah tercatat.

Baca Juga

Dalam wawancara dengan BBC, Smith mengaku batuk selama lima jam berturut-turut tanpa henti. Hal itu sangat menguras tenaganya. “Saya sudah siap untuk menyerah. Saya berkata kepada Lyn, istri saya, ‘Biarkan saya pergi, saya sudah bertahan, ini sangat buruk sekarang’,” katanya, dikutip laman the New Daily, Kamis (24/6).

Smith telah memperingatkan istrinya tentang kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi padanya. “Kalau saya pergi (meninggal) di malam hari, jangan terkejut,” katanya.

Dia mengungkapkan, istrinya sempat mengatur prosesi pemakaman hingga lima kali. Hal itu karena kondisinya memburuk. “Anda sampai pada titik di mana Anda lebih takut hidup daripada mati,” ujar Smith.

Kasus Smith akan dipresentasikan ke European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases (ECCMID) pada Juli mendatang. Infeksinya dianggap sebagai infeksi terpanjang yang tercatat dalam literatur.

Akademisi dari University of Bristol, North Bristol NHS Trust, dan Public Health England mengatakan Smith dirawat di rumah sakit pada Mei 2020 karena batuk dan demam. Tes PCR mengonfirmasi bahwa dia menderita Covid-19.

Smith dipulangkan setelah delapan hari. Namun dia mengalami sesak napas cukup parah. Hal itu diselingi dengan perburukan akut yang terkait dengan demam. Kondisi tersebut membuatnya memerlukan perawatan rumah sakit pada Agustus hingga Desember.

Menurut University of Bristol, Smith akhirnya dirawat dengan antibodi monoklonal casirivimab dan imdevimab yang direkayasa laboratorium. Disebutkan bahwa kesehatannya meningkat secara signifikan. Virus tak terdeteksi setelah 45 hari.

Smith tak lagi dinyatakan positif Covid-19 sekitar 305 hari setelah infeksi pertama. Smith memiliki riwayat kondisi yang disebut pneumonitis hipersensitivitas. Artinya ia memiliki penyakit yang menyebabkan peradangan jaringan paru-paru dan leukemia limfositik kronis, yakni sejenis kanker yang mempengaruhi sel darah putih serta cenderung berkembang perlahan selama bertahun-tahun.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement