Kamis 24 Jun 2021 18:36 WIB

Strategi Menyimpan Uang untuk Pendidikan Anak

Kunci sukses bisa mencukupi biaya sekolah adalah disiplin menabung.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Biaya pendidikan tidaklah mudah. Meskipun banyak negara maju yang sudah memberikan pendidikan gratis kepada masyarakatnya, Indonesia masih termasuk negara dengan biaya pendidikan yang lumayan mahal.

Biaya pendidikan ini kerap menjadi momok bagi orang tua karena sering mencekik leher dan membuat pemasukan tandas. Tak heran, banyak keluarga yang jauh-jauh hari mulai berpikir bagaimana bisa membiayai anaknya hingga pendidikan tertinggi. Bahkan pemikiran seperti ini dilakukan sebelum anaknya lahir atau masih usia balita.

Sebagai orang tua maupun calon orang tua, tentunya Anda juga kepikiran bagaimana caranya agar bisa membiayai sekolah anak-anak nanti. 

Menyoal biaya sekolah anak, tentunya jangan hanya dipikirkan saja. Namun Anda juga harus memiliki pengetahuan tentang mengelola uang dengan baik dan mengetahui cara-cara untuk bisa menyiapkan uang pendidikan anak-anak. 

Tidak perlu stres di awal soal biaya sekolah anak. Berikut beberapa jenis produk keuangan dan investasi yang perlu orang tua dan calon orang tua ketahui supaya bisa menyiapkan dana pendidikan dengan baik. 

Baca Juga: Asyik, Bisa Dapat Cashback. Simak Tips dan Cara Bayar Sekolah Via E-Commerce

1. Tabungan Konvensional

Menabung uang di bank merupakan salah satu cara menyimpan uang pendidikan yang termasuk populer di kalangan masyarakat Indonesia. Ada banyak sekali produk tabungan yang bisa dipilih dan dialokasikan khusus untuk biaya pendidikan anak. Anda juga bisa membuka rekening tabungan biasa atas nama anak langsung.

Kunci sukses supaya tabungan pendidikan anak bisa mencukupi biaya sekolah adalah disiplin menabung. Pada prinsipnya, menabung itu harus sabar dan disiplin karena “sedikit-demi sedikit lama-lama jadi bukit”.

Ingat, upayakan membuka rekening tabungan tanpa kartu ATM atau kartu debit, supaya Anda tidak tergoda mengambil uang tabungan tersebut sebelum diperlukan.

Minus atau kekurangan menabung konvensional untuk biaya sekolah ini adalah uang tabungan Anda bisa jadi tergerus oleh biaya administrasi bank, biaya tarik tunai, dan biaya lainnya. Belum lagi, suku bunga yang ditawarkan juga tidaklah besar.  

Untuk jangka pendek, misalnya menabung biaya sekolah kurang dari 2 tahun, produk tabungan bank konvensional ini termasuk bagus dipilih ketimbang Anda menyimpan uang di rumah. Namun, untuk jangka panjang, misal untuk persiapan sekolah anak kuliah (10 tahun - 15 tahun), produk tabungan konvensional kurang menguntungkan. 

Baca Juga: 3 Cara Siasati Biaya Pendidikan yang Semakin Mahal

2. Tabungan Pendidikan 

Pahami, jenis tabungan pendidikan berbeda dengan produk tabungan pada umumnya. Produk tabungan pendidikan umumnya adalah tabungan berjangka dengan keunggulan, misalnya bunga lebih menarik, ada tambahan fasilitas seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, hingga biaya administrasi yang lebih kecil daripada jenis tabungan biasa.

Tabungan pendidikan yang ditawarkan umumnya memiliki fasilitas asuransi jiwa. Artinya, bila Anda telah tiada maka target dana pendidikan tetap akan tercapai. Selain fasilitas asuransi jiwa, tabungan ini juga punya fasilitas bunga yang cukup mengoda dan fasilitas asuransi kesehatan dengan tambahan sejumlah biaya.

Pertimbangan orang tua memilih tabungan pendidikan untuk biaya sekolah anak adalah produk tabungan lebih mudah dipahami, tidak ribet, praktis, uang tabungan terjangkau dan tabungan adalah produk bank yang aman.

Umumnya, rekening tabungan pendidikan sering menjadi turunan dari rekening pribadi Anda di bank yang sama dan sistemnya auto-debit. Anda bisa membuka rekening tabungan pendidikan di bank yang memiliki fasilitas tersebut, membawa KTP, buku tabungan, plus akte kelahiran sang buah hati.

Ilustrasi, semisalnya Anda berencana menabung Rp 1 juta setiap bulan untuk tabungan pendidikan anak. Nah setiap bulan bank akan memotong secara otomatis Rp 1 juta dari rekening pribadi Anda untuk dimasukkan ke rekening tabungan pendidikan anak sampai jangka waktu yang sudah Anda ditentukan.

Lalu, seandainya Anda meninggal dunia, bank akan mengunakan asuransi jiwa untuk menutup semua cicilan tabungan yang belum dibayar. 

Lalu, bagaimana kalau ternyata Anda tidak mampu mencicil tabungan tersebut karena ada masalah ekonomi? Tenang, biasanya uang yang sudah Anda cicil selama ini akan kembali masuk ke tabungan utama Anda. Tentu saja dengan sejumlah potongan biaya untuk administrasi dan lain sebagainya.

Contoh jenis produk tabungan pendidikan antara lain:

Tabungan Pendidikan Xtra CIMB Niaga, BNI Tapenas, Tahapan Rencana iB BCA Syariah, BritAma Rencana BRI, Tabungan BTN Siap, Tabungan Rencana Bank Mandiri, PermataProteksi Masa Depan+, Maybank Tabungan EduPlan. 

3. Asuransi Pendidikan

Banyak yang berpikir kalau tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama. Pikiran itu memang tidak sepenuhnya salah, karena sekilas memang sama meskipun ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan.

Asuransi pendidikan adalah produk yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi dengan fitur tabungan dana pendidikan sekaligus perlindungan (asuransi kesehatan/jiwa). 

Nah, buat Anda para orang tua maupun calon orang tua, pahami dulu yuk perbedaan asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan:

  1. Asuransi pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi, sementara tabungan pendidikan diterbitkan oleh bank.
  2. Meskipun premi sudah selesai dibayar, asuransi pendidikan baru bisa dicairkan jika jatuh tempo atau Anda meninggal. Sementara tabungan pendidikan bisa dicairkan saat Anda menyelesaikan kewajiban menabung atau tidak mampu lagi membayar cicilan.
  3. Potongan untuk mencairkan dana asuransi pendidikan sebelum waktunya lebih besar ketimbang tabungan pendidikan.
  4. Meskipun keuntungan atau timbal balik asuransi pendidikan lebih besar, prosesnya lebih rumit ketimbang tabungan pendidikan.

Sebagai gambaran, misalnya Anda mengambil asuransi pendidikan dengan premi selama 15 tahun dengan asumsi asuransi akan cair sebanyak tiga kali; yaitu saat anak tamat SD, tamat SMP dan masuk perguruan tinggi. Nah diluar tiga hal tadi, asuransi itu tidak akan cair, kecuali bila Anda meninggal dunia.

Pahami ada 2 jenis asuransi pendidikan yang ditawarkan yaitu unit link dan dwiguna.

- Asuransi Pendidikan jenis unit link

Adalah jenis asuransi yang terdiri dari kombinasi layanan asuransi dan investasi. Dimana, premi yang dibayarkan per bulan akan dialokasikan untuk investasi dan premi asuransi. 

Adapun hasil dari investasi nantinya akan diserahkan secara bertahap, misalnya ketika anak memasuki jenjang sekolah (Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas).

- Asuransi Pendidikan jenis dwiguna

Adalah jenis asuransi yang memiliki fasilitas tabungan pendidikan didalamnya.

Adapun dana pendidikan anak dijamin oleh perusahaan asuransi bila orangtua tidak bisa lagi mencari nafkah, misalnya karena kematian, kecelakaan cacat total dan lain sebagainya.

Dana tabungan hanya bisa dicairkan dalam periode tertentu dengan besaran uang yang sudah dinegosiasikan pihak tertanggung dan pihak asuransi.

Tips memilih asuransi pendidikan biar tidak tertipu adalah 

  • Pastikan perusahaan asuransi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memiliki reputasi / track record yang baik.
  • Pastikan Anda membaca dan memahami produk asuransi pendidikan dengan jelas, termasuk cara klaimnya. 
  • Pilih produk asuransi yang sesuai dengan jumlah dana Anda.

4. Investasi Reksadana

Salah satu cara yang bisa dipilih untuk menyiapkan dana pendidikan anak adalah dengan investasi reksadana. Ya, reksadana adalah jenis investasi produk pasar modal yang bisa memberikan keuntungan jangka menengah - jangka panjang yang menguntungkan.

Bagi orang tua yang masih belum begitu paham tentang investasi, Anda bisa mencoba melakukan investasi kecil-kecilan dengan reksadana. Reksadana memiliki keunggulan yaitu modal investasi terjangkau, imbal atau keuntungan yang lebih tinggi daripada tabungan bank, hingga risiko yang kecil.

Dari semua produk reksadana, Anda bisa mencoba reksadana konvensional bertipe campuran yaitu dana Anda akan diinvestasikan ke berbagai jenis investasi, baik yang berisiko tinggi maupun rendah. Misalnya, ke obligasi, deposito dan saham.

Ingat ya, investasi reksa dana ini hasilnya tidaklah instan. Untuk menikmati hasilnya, minimal Anda baru dapat menikmati keuntungan investasi setelah 3 tahun. Untuk jangka panjang, lebih dari 3 tahun, produk investasi reksa dana ini cocok dipilih sebagai biaya persiapan sekolah anak-anak Anda. 

Baca Juga: Apa Itu Reksadana? Ini Yang Perlu Diketahui

5. Deposito

Deposito bisa menjadi pilihan Anda untuk menyiapkan dana sekolah anak. Apabila Anda memiliki sejumlah uang maka daripada dimasukkan ke rekening tabungan biasa, lebih baik Anda mendepositokan uang tersebut.

Cara ini dianggap cukup jitu karena deposito tidak bisa dicairkan sesuka Anda dan bunganya cukup bagus dibandingkan tabungan konvensional biasa.

Pilihlah produk deposito dengan jangka waktu yang Anda butuhkan atau yang sesuai dengan masa di saat anak Anda membutuhkan biaya untuk sekolah.

Baca juga: Apa Perbedaan Deposito dan Tabungan?

6. Investasi Emas

Sejak dahulu kala, nenek moyang kita menyimpan emas yang dapat dicairkan saat dibutuhkan. Cara ini bisa saja Anda adaptasi untuk memastikan si buah hati mendapatkan simpanan dana untuk pendidikan mereka kelak.

Anda bisa menyimpan emas karena harganya yang relatif stabil dan gampang dijual. Usahakan menyimpan emas dalam bentuk batangan yang memiliki kadar 99 persen. Saat ini emas tidak hanya ditemukan di toko emas, tetapi juga dibeberapa tempat misalnya di cabang PT Pegadaian, PT Aneka Tambang dan bank-bank yang berbentuk syariah.

Baca Juga:  Cara Jitu Atur Gaji Biar Cukup Sebulan, Bisa Nabung dan Investasi

Menabung Sejak Dini adalah Keharusan

Di tangan Anda-lah kepastian masa depan pendidikan anak, jadi menabung atau melakukan investasi sejak dini memang suatu keharusan. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi? Segeralah tentukan tujuan keuangan Anda dan pilihlah produk keuangan untuk mulai siapkan biaya masa depan sekolah anak-anak Anda. 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement