Rabu 23 Jun 2021 19:05 WIB

Cerita Pemilik Kios Tabung Oksigen, Lebih Cepat Isi Ulang

Banyak penyintas Covid-19 masih membutuhkan oksigen karena sering sesak.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Permintaan isi ulang di salah satu kios penjual oksigen di Kota Bekasi mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir, Kamis (23/6).
Foto: Republika/Uji Sukma Medianti
Permintaan isi ulang di salah satu kios penjual oksigen di Kota Bekasi mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir, Kamis (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dalam dua pekan terakhir, kondisi Covid-19 di berbagai daerah semakin mencekam. Ruang-ruang perawatan khusus Covid-19 di ratusan rumah sakit hampir penuh. Tak terkecuali di Kota Bekasi. Mereka yang bergejala berat bahkan harus rela mengantre dan tidak kebagian ruang perawatan lantaran tingginya kasus.

Cerita dari ruang perawatan yang penuh sehingga pasien harus berserakan di Intalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, tak bisa dihindari. Hal ini juga berpengaruh pada ketersediaan oksigen yang jadi penyelamat penyintas Covid-19.

Baca Juga

Mawardi Djosan (66), pemilik kios tabung oksigen di Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, mengatakan, kiosnya kedatangan pelanggan baru dalam dua pekan terakhir ini. Pelanggan baru yang ia maksud adalah para penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan negatif dari tes usap PCR.

“Belakangan ini sekitar dua pekan terakhir, memang oksigen banyak yang cari. Mereka adalah pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan negatif,” kata Adi, sapaan akrabnya saat ditemui Republika.co.id, Kamis (23/6).

Dia menuturkan, para pelanggan baru itu kebanyakan mengeluhkan sesak napas pascasembuh dari covid. Sehingga, mereka memerlukan oksigen tambahan.

Di samping itu, tingginya jumlah pasien Covid-19 yang memenuhi rumah sakit saat ini juga mempengaruhi permintaan oksigen dari kiosnya. “Sekarang yang gejala ringan biasanya disuruh pulang. Jadi mereka isolasi mandiri di rumah. Lalu cek saturasi mandiri menggunakan oxymeter. Kalau mereka tahu kadar oksigennya sudah di bawah 90, mereka beli oksigen,” tutur dia.

Pelanggan yang mengalami gejala pascacovid, biasanya hanya berlangsung dua pekan. “Mereka biasanya dua minggu sudah tidak beli lagi,” terangnya.

Namun, hal ini berbeda bagi pelanggan tetap oksigen dari kiosnya itu. Pelanggan tetap oksigen Adi adalah mereka yang memiliki penyakit paru, asma dan juga jantung. Para pelanggan ini yang sudah bergantung menggunakan tabung oksigen tambahan sepanjang hari.

“Ada yang sudah pakai 24 jam. Jadi sudah ketergantungan, dalam dua hari sudah refill lagi,” ujar dia.

Adi mengatakan, sampai sejauh ini ketersediaan oksigen di distributor masih aman meski terjadi peningkatan. Jika pada hari-hari di mana kasus Covid-19 sedang melandai hanya melakukan isi ulang maksimal dua pekan, kini dalam waktu enam hari sudah harus diisi ulang.

“Sehari bisa habis tiga tabung yang isinya 6 m3, atau setara 40,2 liter. Saya punya 20 tabung, kalau banyak permintaan 6 hari sudah isi ulang lagi ke distributor,” jelas dia.

“Kalau dari distributor masih aman, cuma memang lagi cepat habisnya,” tambahnya.

Kebutuhan akan oksigen bagi para pengidap sakit pernafasan kronis sangat mendesak. Dengan kondisi melonjaknya pasien Covid-19 ini, tentunya diharapkan tidak menggangu pasokan oksigen yang ada di pasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement