Rabu 23 Jun 2021 18:31 WIB

Satgas: Kasus Covid-19 di Solo Dinilai Mulai Mengkhawatirkan

Satgas penanganan menyebut kasus aktif Covid-19 di Solo sudah di atas 800 orang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemerintah Kota Solo melakukan jemput bola vaksinasi Covid-19 dengan mengoperasionalkan layanan mobil keliling mulai Selasa (15/6).Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan cukup signifikan. Dalam beberapa bulan terakhir jumlah kasus aktif Covid-19 stabil di angka 300-an, kini jumlahnya sudah di atas 800 orang.
Foto: Humas Pemkot Solo
Pemerintah Kota Solo melakukan jemput bola vaksinasi Covid-19 dengan mengoperasionalkan layanan mobil keliling mulai Selasa (15/6).Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan cukup signifikan. Dalam beberapa bulan terakhir jumlah kasus aktif Covid-19 stabil di angka 300-an, kini jumlahnya sudah di atas 800 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan cukup signifikan. Dalam beberapa bulan terakhir jumlah kasus aktif Covid-19 stabil di angka 300-an, kini jumlahnya sudah di atas 800 orang.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Selasa (22/6) secara kumulatif mencapai 12.292 dengan kasus aktif sebanyak 829 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 684 orang isolasi mandiri/terpusat dan 145 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 10.872 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 591 orang meninggal dunia.

"Solo mulai mengkhawatirkan kalau pertambahan seperti itu, seperti kembali waktu outbreak istilahnya gelombang keduanya, soalnya datang lagi," kata Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, kepada wartawan, Rabu (23/6).

Oleh sebab itu, Pemkot bakal lebih tegas lagi dalam penegakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu, Pemkot juga berencana melakukan koordinasi dengan daerah sekitar agar bisa bergerak bersama dalam pengendalian Covid-19. 

Selama ini, kota/kabupaten di Jawa Tengah sama-sama mengadopsi aturan dari Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Jateng terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Namun, tataran implementasi di lapangan terkadang tidak sama.

"Kalau kebijakan di Solo kan hampir setiap jengkal bisa kami monitor. Tapi kalau kabupaten sekitar kan mereka berorientasi pada daerah pusat-pusat kegiatan sendiri. Sedangkan yang berkepentingan dengan Solo bagi mereka daerah pinggiran, mungkin yang agak beda prioritas seperti itu," ujar Ahyani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement