Rabu 23 Jun 2021 07:02 WIB

Satgas: Rendahnya Kasus Sembuh Covid-19 Perlu Jadi Perhatian

Kenaikan angka kasus baru meningkat signifikan dibandingkan kenaikan angka kesembuhan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mencatat kenaikan angka kasus baru ini meningkat signifikan dibandingkan kenaikan angka kesembuhan dengan puncak selisih sebesar 17.391 kasus pekan ini.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mencatat kenaikan angka kasus baru ini meningkat signifikan dibandingkan kenaikan angka kesembuhan dengan puncak selisih sebesar 17.391 kasus pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat angka kesembuhan yang lebih rendah dari angka kasus baru selama lima minggu terakhir ini. Kenaikan angka kasus baru ini meningkat signifikan dibandingkan kenaikan angka kesembuhan dengan puncak selisih sebesar 17.391 kasus pekan ini.

Satgas mencatat, angka kasus positif dalam lima minggu terakhir ini sebesar 64.828 kasus. Sementara, angka kesembuhan hanya mencatatkan angka sebesar 47.437 kasus.

Baca Juga

Dari data Satgas terlihat bahwa jumlah kesembuhan sempat lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus mingguan pada pekan terakhir Oktober. Kemudian, angka kesembuhan mengalami penurunan dan lebih rendah dibandingkan jumlah kasus baru.

Namun, setelah diterapkannya PPKM mikro di berbagai daerah, penambahan angka kesembuhan pun kembali meningkat dan lebih tinggi dibandingkan angka kasus positif. Dan, saat ini angka kesembuhan kembali mengalami penurunan.

Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, kondisi tingginya kasus positif dibandingkan angka kesembuhan mingguan perlu mendapatkan perhatian. "Angka kesembuhan yang lebih rendah dibandingkan kasus positif perlu menjadi target utama perbaikan penanganan Covid-19," ujar Wiku, dikutip dari siaran resmi.

Satgas pun kemudian menyoroti enam daerah yang memiliki gap paling besar antara angka kasus positif dan angka kesembuhan berdasarkan data per 20 Juni 2021. Keenam provinsi tersebut berasal dari Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta dengan selisih 13.032 kasus, Jawa Tengah selisih 7.171 kasus, Jawa Barat selisih 6.670 kasus, Jawa Timur selisih 2.239 kasus, DIY selisih 2.131 kasus, dan Banten selisih 878 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement