Selasa 22 Jun 2021 17:17 WIB

Kapan Waktu Tepat Pria Harus Skrining Kanker Prostat?

Pria yang memiliki riwayat keuarga kanker prostat perlu skrining lebih awal.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Kanker prostat (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kanker prostat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker prostat dapat diobati ketika terdeteksi dini lewat skrining. Sekitar satu dari sembilan pria didiagnosis menderita kanker prostat, sehingga memahami tingkat risiko seseorang sangat penting.

Pada usia berapa pria harus diskrining untuk kanker prostat? Yayasan Kanker Prostat merekomendasikan agar pria dengan riwayat keluarga kanker melakukan skrining pada usia 40 tahun, jika tidak, organisasi menyarankan skrining pada usia 45 tahun.

American Cancer Society merekomendasikan pria dengan kategori risiko rata-rata melakukan skrining pada usia 50 tahun, sementara pria berisiko tinggi terkena kanker prostat seperti pria kulit hitam dan pria dengan riwayat keluarga, melakukan skrining pada usia 45 tahun. Pria dengan risiko lebih tinggi harus melakukan skrining pada usia 40 tahun.

Pada 2018, Gugus Tugas Layanan Pencegahan AS mengeluarkan rekomendasi yang menyarankan pria mulai berkonsultasi dengan dokter pada usia 55 tahun. Seorang ahli bedah urologi yang mengkhususkan diri pada kanker prostat di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York, Behfar Ehdaie, mengatakan pedoman yang bervariasi itu disebabkan faktor risiko yang berbeda yang dihadapi setiap orang. Hal-hal seperti riwayat keluarga, faktor lingkungan, ras, dan lainnya semuanya dapat berperan dalam menilai risiko kanker prostat.

"Ada faktor tingkat pasien tertentu yang harus masuk ke dalam keputusan itu, termasuk riwayat keluarga, penyakit penyerta, dan harapan hidup. Preferensi pasien sendiri diperhitungkan, tujuan mereka, apa yang ingin mereka capai," kata Ehdaie dilansir di laman Today, Senin (22/6).

Direktur Medis Program Kanker Prostat di Institut Onkologi Urologi di UCLA di California, Matthew Rettig, mengatakan jika pemeriksaan tidak dilakukan segera, seorang pria setidaknya harus mulai membicarakannya dengan dokter mereka sejak dini.

"Saya pikir, saya akan melakukan percakapan itu bahkan mungkin pada usia 30-an atau 40-an, tentang kapan harus memulai skrining," ujar Rettig.

Dia menyebut, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat onset dini mungkin bisa dengan penyedia perawatan primer atau praktisi perawatan kesehatan lainnya sejak dini. Pedoman seberapa sering laki-laki harus melakukan skrining lagi itu juga bervariasi. 

Jika Anda memiliki antigen spesifik prostat (PSA) yang tinggi, yaitu protein yang dibuat oleh sel-sel di kelenjar prostat, maka Anda disarankan menjalani pemeriksaan lebih sering. Sementara, mereka yang memiliki kadar PSA lebih rendah hanya disarankan kembali setiap empat tahun atau lebih.

"Atau, jika Anda berusia 45 tahun dan memiliki PSA 2,5, itu mungkin seseorang yang mungkin mendapatkan biopsi atau skrining ulang dalam tahun yang sama. Seberapa sering seseorang akan skrining benar-benar bergantung pada spesifikasi pasien," kata Rettig.

Skrining kanker prostat dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara. Pertama, tes PSA, yaitu pengambilan darah sederhana. Kedua, pemeriksaan dubur singkat yang membutuhkan waktu kurang dari 30 detik.

Untuk skrining, Ehdaie mengatakan, jika pasien datang dan meminta untuk skrining kanker prostat, dimulai dengan tes darah. Kemudian riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik akan ada pemeriksaan dubur, di mana jari dokter dimasukkan ke dalam rektum untuk merasakan prostat.

Pemeriksaan itu berlangsung 15 hingga 20 detik. Pasien akan merasa tidak nyaman, tetapi tidak sakit. 

Rettig mencatat, pemeriksaan digital dapat dipasangkan dengan tes darah untuk memberikan gambaran lengkap tentang situasi kesehatan pasien. Setelah tes itu selesai dan pemeriksaan darah selesai, hasilnya aka dievaluasi bersama.

"Keputusan akan dibuat untuk melanjutkan tes lebih lanjut. Mungkin ada sesuatu yang menjadi perhatian, atau mereka akan kembali pada jadwal (penyaringan) berikutnya," ujar Ehdaie. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement