Selasa 22 Jun 2021 16:57 WIB

PBSI tak Khawatir Hasil Simulasi Pemain ke Olimpiade Tokyo

Pemain yang akan tampil di olimpiade sedang digenjot dengan latihan fisik.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.
Foto: DOK PBSI
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat dari tujuh wakil Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo harus menelan kekalahan dari para juniornya dalam laga simulasi yang digelar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pertengahan pekan lalu. Tiga wakil lainnya berhasil memenangkan pertandingan yang digelar di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta.

Kabid Binpres PBSI Rionny Mainaky mengaku tidak terlalu khawatir dengan hasil dari simulasi. Justru hasil tersebut akan menjadi evaluasi agar nantinya saat pertandingan sesungguhnya di Olimpiade Tokyo, para pemain bisa menampilkan permainan terbaiknya.

"Simulasi kemarin tak hanya dilihat dari hasil semata. Ajang itu untuk melihat sejauh mana program yang diberikan pelatih bisa diterapkan oleh pemain. Selain itu, simulasi itu lebih kepada mendapatkan suasana bertanding agar tidak jenuh dalam latihan," ujar Rionny kepada Republika.co.id, Senin (21/6).

Rionny menambahkan, pemain yang akan tampil di olimpiade memang sedang digenjot dengan latihan fisik. Saat simulasi digelar, kondisi otot beberapa pemain sedang sakit.

"Yang paling terlihat mengalami sakit otot adalah Praveen Jordan. Itu karena dia sedang digenjot fisiknya. Di situ kami juga mendapatkan pelajaran kalau pemain dalam kondisi sakit otot bagaimana caranya menjalani dan menyelesaikan permainan. Sejauh mana mental pemain bertanding dalam kondisi seperti itu," jelas Rionny.

Rionny yang pernah sukses menjadi pelatih di Jepang menyatakan, pelatih akan mengatur peak performance atlet secara bertahap. "Jadi simulasi tadi hanya bagian dari proses menuju penampilan terbaik saat olimpiade nanti. Latihan saat ini berlanjut seperti yang sudah direncanakan. Hingga nanti akan berangkat ke Kumamoto pada Juli 2021."

Sementara itu, Kabid Humas PBSI Broto Happy menjelaskan, selain 11 pemain yang lolos ke olimpiade, yakni Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, PBSI juga akan memboyong empat pemain untuk sparring ke Kumamoto.

"Empat pemain yang akan dibawa adalah Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Shesar Hiren Rhustavito (tunggal putra), dan Zacharia Josiahno Sumanti (ganda campuran). Mereka nanti akan menjadi latih tanding selama 10 hari di Kumamoto," tegas Broto.

Broto mengaku ada kerja sama dengan pihak Kumamoto saat PBSI masih di bawah kepemimpinan Wiranto. "Selain berlatih di sana, pemain juga bisa beradaptasi dan proses aklimatisasi sebelum menuju Tokyo. Rencananya, kami akan ke Tokyo, masuk ke perkampungan atlet pada 18 Juli 2021. Di sini hanya 11 atlet dan empat pelatih yang boleh masuk perkampungan atlet," jelasnya.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang semakin meningkat saat ini, PBSI terus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat kepada para atletnya. Menurut Broto, selain masih melarang tamu datang ke pelatnas, setiap Senin pagi, para pemain, pelatih, staf, dan pengurus harian selalu menjalani tes antigen. "Ini adalah salah satu ikhtiar kami agar tak terpapar Covid-19. Selain tentu saja penerapan protokol kesehatan ketat yang harus ditaati semua penghuni pelatnas," pungkas Broto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement