Selasa 22 Jun 2021 16:32 WIB

Menkeu: Pembiayaan Investasi Pemerintah Melonjak 298 Persen

Investasi itu dicairkan salah satunya kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan mencatatkan realisasi investasi pemerintah sebesar Rp 25,6 triliun per akhir Mei 2021. Adapun realisasi ini meningkat 298 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan investasi itu dicairkan salah satunya kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Adapun dana tersebut khususnya untuk mendukung proyek strategis nasional (PSN).

Baca Juga

“Jika dibandingkan dengan tahun lalu (Mei 2020) hanya Rp 6,4 triliun, jadi kenaikan hampir tiga kali lipat atau 298 persen, beberapa kepada LMAN bagi PSN, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah, dan Badan Layanan Umum (BLU)," ujarnya berdasarkan laman Kementerian Keuangan seperti dikutip Selasa (22/6).

Adapun kenaikan investasi ini sejalan dengan prediksi Manajer Investasi PT Insight Investments Management. Perusahaan memprediksi para investor memulai investasi sektor saham pada tahun ini. 

Direktur Insight Investments Management Ria Warganda mengatakan hal ini didukung oleh faktor-faktor seperti program percepatan vaksinasi Covid-19, bantuan sosial yang terus diguyurkan pemerintah, serta saham-saham di Indonesia yang mulai dilirik oleh para investor asing karena valuasi dan growth yang sudah cukup menarik.

“Para investor mendapatkan informasi terkait pasar saham baik global maupun domestik, tren investasi, serta strategi investasi yang optimal pada era new normal.  Selain itu INSIGHT akan menginformasikan alternatif produk investasi yang berpotensi memberikan hasil optimal pada kondisi pasar saat ini,” ungkapnya.

Menurutnya demand investasi akan kembali naik karena adanya faktor pendukung seperti economic recovery secara gradual, distribusi dan realisasi vaksinasi Covid-19, serta mayoritas bank sentral global yang masih melonggarkan kebijakan fiskal maupun moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Memasuki Mei 2021 indeks bergerak sedikit negatif ke angka 0,5 persen seiring dengan adanya peningkatan kasus harian di India dan ekspektasi peningkatan kasus di Indonesia pasca Lebaran. Namun adanya stimulus, kembali membuat pasar saham rebound, bahkan di beberapa negara ada yang pergerakan pasar sahamnya melebihi masasebelum pandemi,” ungkapnya.

Sementara itu Head of Equity Insight Investments Management Camar Remoa menambahkan beberapa sektor cukup menarik pada tahun ini antara lain konsumer, perbankan, dan telekomunikasi. Adapun saat ini valuasi IHSG berada pada P/E 28,97x relatif lebih menarik dibandingkan dengan negara berkembang lain maupun negara tetangga di ASEAN, seperti Singapura 80,6x dan Thailand 30,1x.

“Kami memproyeksikan EPS tahun ini tumbuh mencapai 30 persen dan kami meyakini target IHSG bisa mencapai 6.800 dengan forward P/E pada 25,48x, sehingga potensi up sidenya mencapai 14,33 persen (per data penutupan pasar 31 Mei 2021),” ucapnya.

Di samping itu, Insight Investments Management memperkenalkan produk Reksa Dana Insight ETF FTSE Indonesia Index – Low Volatility Factor (XILV) yang merupakan indeks saham kolaborasi INSIGHT sebagai Manajer Investasi (MI) dan FTSE sebagai provider Indeks. Jika dibandingkan dengan FTSE original, FTSE Low Volatility Factor lebih memberikan bobot (overweight)kepada saham-saham yang memiliki volatilitas lebih rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement