REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Senin (21/6) mengatakan tidak ada alasan untuk menghapus Amerika Serikat (AS) dari daftar negara-negara yang tidak bersahabat.

Berbicara pada konferensi pers virtual, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan situasinya bisa berubah ketika kesepakatan antara presiden Rusia dan AS yang dicapai pada pertemuan di Jenewa Rabu lalu diimplementasikan. Langkah selanjutnya adalah implementasi perjanjian secara praktis, yang dapat disabotase di tahap pelaksanaan, kata Peskov.

“Sampai implementasi ini belum mencapai karakter yang efektif, dan sampai kita melihat hasil implementasi ini, tidak ada alasan untuk perubahan [menghapus AS dari daftar negara yang tidak bersahabat],” ujar dia.

Menanggapi isu babak baru sanksi AS yang diumumkan sebelumnya di Washington, Peskov mengatakan Moskow memahami bahwa AS akan melanjutkan "kebijakan pembendungan."

"Kami menyadari kemungkinan sanksi yang akan datang yang dikodifikasi [diresmikan menjadi undang-undang]. Faktanya adalah bahwa beberapa sanksi sudah dikodifikasi. Pengenalannya bahkan tidak tergantung pada kehendak presiden AS," kata dia.

Meski penerapan sanksi tidak tergantung pada keinginan presiden AS, namun presiden AS dapat memutuskan tindakan apa yang akan dipilih, sebut Peskov.

"Sanksi apa yang bisa dijatuhkan - kami tentu menganalisis situasi dan menghitung opsi yang berbeda," kata dia.

Pada Sabtu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia terkait dengan situasi tokoh oposisi Alexey Navalny dan pembangunan pipa gas Nord Stream-2.

Ikuti Whatsapp Channel Republika