Selasa 22 Jun 2021 08:07 WIB

Sudah Divaksin, Jangan Abai Prokes Covid-19

Vaksinasi jauh lebih baik daripada tidak divaksinasi

Rep: Santi Sopia/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah guru mengantre untuk mendapatkan vaksin virus korona di Medan, Indonesia pada 16 Juni 2021. Pemerintah Indonesia memulai vaksinasi untuk para guru menjelang pembelajaran tatap muka pada bulan Juli.
Foto: Andolu Agency
Sejumlah guru mengantre untuk mendapatkan vaksin virus korona di Medan, Indonesia pada 16 Juni 2021. Pemerintah Indonesia memulai vaksinasi untuk para guru menjelang pembelajaran tatap muka pada bulan Juli.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi mengatakan hal senada. Menurutnya, vaksin memang cukup protektif melindungi seseorang dari Varian Covid-19 Delta. Walaupun begitu, ia tidak menampik bahwa tetap ada risiko infeksi bagi mereka yang sudah mendapatkan dosis penuh vaksin Covid-19. 

"Penelitian terbaru iya, masih cukup protektif terhadap Covid-19 meskipun turun. Risiko infeksi tetap ada meskipun sudah divaksin. Vaksinasi jauh lebih baik daripada tidak divaksinasi," kata Gunadi di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (21/6). 

Gunadi menuturkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Inggris, seseorang yang sudah divaksin akan mengalami gejala yang lebih ringan jika terpapar Varian Delta. Sehingga, tidak membutuhkan penanganan penanganan intensif di rumah sakit. 

"Sehingga dia dia tidak harus masuk rumah sakit, isolasi mandiri (bisa)," katanya. 

 

Terkait berapa lama antibodi dapat bertahan usai vaksinasi, hal ini masih dalam penelitian oleh Kementerian Kesehatan. Namun, berdasarkan penelitian di Inggris, disebutkan bahwa sekitar tiga bulan usai vaksinasi ada kecenderungan antibodi menurun. 

Sedangkan, Varian Delta memiliki potensi lebih tinggi menurunkan respon imun dari varian lainnya. Sehingga, Gunadi menyebut, kemungkinan akan dibutuhkan suntikan booster bagi mereka yang sudah mendapatkan dosis penuh vaksin. 

"Kalau penelitian di Inggris, setelah tiga bulan atau 100 hari ada beberapa kecenderungan pasien yang (antibodinya) turun di (angka) bawah protektif. Tapi kesimpulan umumnya, (vaksin) tetap masih protektif (bagi mereka yang divaksin dari Varian Delta), implikasinya kemungkinan besar ada booster," ujar Gunadi. 

Di tempat terpisah dr. Heidy Agustin, Sp.P (K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyatakan hal senada. Menurutnya, tujuan melaksanakan vaksinasi yaitu untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19. "Ini tujuan yang paling penting."  

Vaksin, lanjutnya, memang bukan obat tapi berfungsi untuk mendukung kekebalan. Diharapkan dengan pemberian vaksin juga menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok. “Kalau sudah kebal, misal satu terkena, jadi yang lain tidak tertular. Itulah yang disebut herd immunity,” jelasnya dalam webinar bersama Dompet Dhuafa.

Pemberian vaksin bertujuan untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat secara umum dan juga melindungi diri serta memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, menjaga produktivitas dan meminimalisasi dampak sosial serta ekonomi.

Tentunya, vaksin yang ideal di Indoensia harus efektif melindungi dari varian manapun. Selain itu, terjamin aman dan halal.  Adapun Heidy juga mengingatkan bagi yang sudah divaksin di bukan berarti bisa abai dengan protokol kesehatan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi mengatakan hal senada. Menurutnya, vaksin memang cukup protektif melindungi seseorang dari Varian Covid-19 Delta. Walaupun begitu, ia tidak menampik bahwa tetap ada risiko infeksi bagi mereka yang sudah mendapatkan dosis penuh vaksin Covid-19. 

"Penelitian terbaru iya, masih cukup protektif terhadap Covid-19 meskipun turun. Risiko infeksi tetap ada meskipun sudah divaksin. Vaksinasi jauh lebih baik daripada tidak divaksinasi," kata Gunadi di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (21/6). 

Gunadi menuturkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Inggris, seseorang yang sudah divaksin akan mengalami gejala yang lebih ringan jika terpapar Varian Delta. Sehingga, tidak membutuhkan penanganan penanganan intensif di rumah sakit. 

"Sehingga dia dia tidak harus masuk rumah sakit, isolasi mandiri (bisa)," katanya. 

Terkait berapa lama antibodi dapat bertahan usai vaksinasi, hal ini masih dalam penelitian oleh Kementerian Kesehatan. Namun, berdasarkan penelitian di Inggris, disebutkan bahwa sekitar tiga bulan usai vaksinasi ada kecenderungan antibodi menurun. 

Sedangkan, Varian Delta memiliki potensi lebih tinggi menurunkan respon imun dari varian lainnya. Sehingga, Gunadi menyebut, kemungkinan akan dibutuhkan suntikan booster bagi mereka yang sudah mendapatkan dosis penuh vaksin. 

"Kalau penelitian di Inggris, setelah tiga bulan atau 100 hari ada beberapa kecenderungan pasien yang (antibodinya) turun di (angka) bawah protektif. Tapi kesimpulan umumnya, (vaksin) tetap masih protektif (bagi mereka yang divaksin dari Varian Delta), implikasinya kemungkinan besar ada booster," ujar Gunadi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement