Senin 21 Jun 2021 18:39 WIB

Kronologi Munculnya Klaster Perkampungan di Tasikmalaya

Munculnya klater perkampungan bermula dari sejumlah warga berwisata ke Pangandaran.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Sejumlah warga berjaga di akses masuk ke Kampung Sambongpari Kulon dan Sambongpari Kidul, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (21/6). Askes masuk ke kampung itu dibatasi lantaran adanya belasan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah warga berjaga di akses masuk ke Kampung Sambongpari Kulon dan Sambongpari Kidul, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (21/6). Askes masuk ke kampung itu dibatasi lantaran adanya belasan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Akses warga di Kampung Sambongpari Kulon dan Sambongpari Kidul, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, masih ditutup hingga Senin (21/6). Penyebabnya, belasan warga di kampung itu terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Keaehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, munculnya kasus Covid-19 di kampung itu bermula dari adanya sejumlah warga yang berwisata ke Pangandaran beberapa pekan lalu. Setidaknya, terdapat rombongan 37 orang yang ikut pergi ke Pangandaran.

Baca Juga

"Awalnya itu yang ikut ke pangandadan ada 37 orang. Itu bukan orang Sambongpari semua, tapi ada yang dari wilayah lain," kata dia kepada Republika, Senin.

Usai berwisata dari Pangandaran, terdapat salah seorang warga kelurahan Sambongpari yang mengeluh sakit. Setelah diperiksa, warga itu terkonfirmasi positif Covid-19.

Petugas kesehatan kemudian melakukan penelurusan. Berdasarkan data terakhir yang diterima Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, terdapat 13 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Sambongpari.

"Satu orang meninggal dunia, 12 orang masih isolasi, di antaranya dua orang di RS Dewi Sartika, delapan orang di RS Purbaratu, dan sisanya isolasi mandiri," kata Asep.

Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan pemeriksaan terbaru dari klaster itu. Sebab, menurut dia, pada Senin siang dilakukan tes swab kepada 50 orang warga.

Menurut dia, petugas kesehatan di lapangan terkendala adanya warga yang menjadi kontak erat enggan dites swab. Padahal, pengetesan itu dilakukan untuk memastikan kondisi mereka, sehingga jika dinyatakan positif Covid-19 dapat segera ditangani.

Sementara itu, akses keluar masuk warga di kampung itu masih dibatasi. Sejumlah warga berjaga di setiap jalan masuk ke kampung. Masyarakat yang berasal dari luar kampung tidak diperkenankan masuk jika tak ada urusan mendesak. Pembatasan itu dilakukan atas kesepakatan antarwarga sekitar.

photo
Sejumlah warga berjaga di akses jalan masuk ke Kampung Sambongpari Kidul, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Ahad (20/6). Akses ke kampung itu ditutup warga lantaran ada belasan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. - (republika/Bayu Adji P)

 

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengapresiasi upaya warga yang membatasi aktivitas di lingkungannya ketika ada yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Kita terima kasih ada warga yang melakukan penyekatan secara mandiri. Artinya warga sudah mulai sadar," kata dia.

Ia juga meminta satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 di level kecamatan dan kelurahan untuk semakin meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, saat ini mulai terjadi kembali lonjakan kasus Covid-19.

photo
Mutasi Virus Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement