Ahad 20 Jun 2021 12:32 WIB

Hadapi Gelombang Ketiga Covid, Afrika Tunggu Kiriman Vaksin

Kasus Covid-19 di Afrika meningkat dalam empat pekan terakhir

Rep: Rizky Surya/ Red: Nur Aini
 Anggota keluarga dan relawan dari Saaberie Chishty Society menutup kuburan seorang korban COVID-19 di pemakaman Avalon di Lenasia, Afrika Selatan, Senin, 4 Januari 2021. Selama lebih dari 30 tahun, layanan ambulans Saaberie Chishty telah merespon keadaan darurat medis dalam komunitas Muslim yang erat di Johannesburg.
Foto: AP/Bram Janssen
Anggota keluarga dan relawan dari Saaberie Chishty Society menutup kuburan seorang korban COVID-19 di pemakaman Avalon di Lenasia, Afrika Selatan, Senin, 4 Januari 2021. Selama lebih dari 30 tahun, layanan ambulans Saaberie Chishty telah merespon keadaan darurat medis dalam komunitas Muslim yang erat di Johannesburg.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pejabat kesehatan Afrika mengungkapkan desakan agar vaksin segera dikirim untuk memerangi gelombang ketiga Covid-19 yang melonjak di seluruh benua. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah kasus Covid-19 Afrika telah melebihi 5 juta dan telah menewaskan 136.000 orang. 

Direktur regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan kasus telah meningkat selama empat minggu terakhir. Dia mengatakan kasus baru dalam seminggu terakhir telah meningkat hampir 30 persen di seluruh benua dan kematian meningkat 15 persen. Moeti menyebut lima negara—Afrika Selatan, Tunisia, Zambia, Uganda, dan Namibia—menyumbang 76 persen dari infeksi virus corona baru di Afrika. 

Baca Juga

"Afrika berada di tengah-tengah gelombang ketiga yang besar. Lintasan kasus yang melonjak harus membangkitkan semua orang untuk bertindak segera," kata Moeti dilansir dari Voice of America pada Ahad (20/6).

Moeti mengamati di India dan di tempat lain seberapa cepat Covid-19 dapat menyulitkan dan membanjiri sistem kesehatan. 

"Langkah-langkah kesehatan masyarakat harus ditingkatkan dengan cepat untuk menemukan, menguji, mengisolasi, dan merawat pasien dan dengan cepat melacak dan mengisolasi kontak mereka," kata Moeti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement