Sabtu 19 Jun 2021 22:57 WIB

Studi Ungkap Keunggulan Vaksin BionNTech dari Sinovac

BionNTech diklaim memiliki tingkat antibodi lebih kuat dari Sinovac

Vaksinator bersiap untuk melakukan vakBionNTech diklaim memiliki tingkat antibodi lebih kuat dari Sinovac. Ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator bersiap untuk melakukan vakBionNTech diklaim memiliki tingkat antibodi lebih kuat dari Sinovac. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG— Penerima vaksin Covid-19 BionNTech ditemukan memiliki tingkat antibodi "substansial yang lebih kuat" daripada mereka yang menerima vaksin Sinovac, seperti dilaporkan South China Morning Post pada Sabtu (19/6), mengutip studi Hong Kong.

Sejumlah penerima vaksin Sinovac mungkin memerlukan dosis penguat ketiga, kata media itu, yang mengutip kepala peneliti, Professor Benjamin Cowling, ahli epidemiologi dari Universitas Hong Kong (HKU).

Baca Juga

Studi yang ditugaskan pemerintah itu dilakukan sekolah kesehatan masyarakat HKU dan melibatkan pelacakan respons antibodi dari 1.000 orang penerima salah satu vaksin tersebut, lapor SouthChina MorningPost.

Awal pekan ini, pejabat di Indonesia memperingatkan bahwa lebih dari 350 tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 meski telah menerima vaksin Sinovac dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit. 

Keadaan itu meningkatkan kekhawatiran soal kemanjuran vaksin tersebut dalam melawan varian virus yang lebih menular. Awal Juni, Uruguay merilis data dunia sungguhan mengenai dampak vaksin Covid-19 Sinovac Biotech di kalangan populasinya. Data menunjukkan bahwa vaksin tersebut 90 persen lebih ampuh mencegah orang harus mengalami perawatan intensif dan kematian. 

Pemerintah Uruguay juga melakukan studi tentang keampuhan vaksin Pfizer/BioNTech di antara 162.047 petugas kesehatan dan kaum lansia di atas 80 tahun. Pemerintah mengatakan dosis tersebut 94 persen ampuh mencegah orang harus masuk ICUdan kehilangan nyawa, juga mengurangi infeksi hingga 78 persen.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement