Sabtu 19 Jun 2021 05:50 WIB

WHO: Delta Jadi Varian Covid-19 Dominan Secara Global

Inggris telah melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dengan varian Delta.

Rep: Rizky Jaramaya, Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Varian Delta dari Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di India, telah menyebar dan menjadi varian penyakit yang dominan secara global. Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, varian Delta sangat mudah menular sehingga membutuhkan vaksin baru yang lebih efektif.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Swaminathan.

Swaminathan juga menyuarakan kekecewaan atas kegagalan kandidat vaksin CureVac dalam uji coba untuk memenuhi standar kemanjuran WHO. CureVac melaporkan vaksinnya hanya terbukti 47 persen efektif dalam mencegah Covid-19. Hal ini masih jauh dari patokan WHO yaitu 50 persen.

CureVac telah mendokumentasikan setidaknya 13 varian Covid-19 dalam penelitiannya. Vaksin mRNA dari Pfizer dan BioNTech, serta Moderna memiliki tingkat kemanjuran mencapai 90 persen. Swaminathan mengatakan, dunia mengharapkan efektivitas CureVac bisa meningkat.

“Hanya karena ini adalah vaksin mRNA yang lain, kami tidak dapat menganggap semua vaksin mRNA itu sama, karena masing-masing memiliki teknologi yang sedikit berbeda,” kata Swaminathan.

Pejabat WHO mengatakan, Afrika tetap menjadi area yang menjadi perhatian, meskipun hanya menyumbang sekitar 5 persen dari infeksi global baru dan 2 persen kematian. Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan, mengatakan kasus baru di Namibia, Sierra Leone, Liberia dan Rwanda telah berlipat ganda pada minggu lalu.

"Ini lintasan yang sangat, sangat memprihatinkan bahwa realitasnya adalah di tengah peningkatan penularan varian baru, kami telah meninggalkan sebagian besar populasi rentan Afrika yang tidak terlindungi oleh vaksin," kata Ryan.

Inggris telah melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dengan varian Delta. Sementara pejabat kesehatan masyarakat Jerman memperkirakan, varian Delta dengan cepat menjadi varian yang dominan  meskipun tingkat vaksinasi meningkat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement