REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi jaringan generasi kelima (5G) kini sudah di depan mata. Meski baru saja dimulai, hadirnya teknologi ini membawa banyak harapan bagi pengembangan industri digital pada masa depan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan, pembangunan infrastruktur teknologi 5G harus disertai dengan mitigasi yang tepat agar sesuai dengan cita-cita besar bangsa. "Hadirnya 5G harus kita perhatikan dampaknya dan mitigasi risikonya agar penerapannya bermanfaat untuk kepentingan bangsa, rakyat, dan masyarakat kita,” ujarnya.
Untuk mendukung penyelenggaraan layanan telekomunikasi seluler dan mengembangkan ekosistem teknologi, pemerintah telah menempatkan pilihan teknologi 5G sebagai teknologi netral. Artinya, pemerintah dan operator seluler tidak terikat dengan jenis teknologi tertentu sehingga memiliki kesempatan untuk memilih teknologi netral yang cocok dengan pertimbangan bisnis dan keadaan.
"Untuk itu, tentu saya berharap operator seluler memilih teknologi terapannya. Teknologi telekomunikasi baru yang tepat agar efisien, baik di infrastruktur maupun dalam operasionalnya," katanya menjelaskan.
Menurut Menkominfo, pembangunan infrastruktur TIK juga harus didukung di sisi hilir. Salah satunya, dengan pemanfaatan teknologi digital yang begitu berkembang untuk kepentingan masyarakat dari berbagai aspek ekonomi digital, termasuk e-commerce. "Jangan sampai kita membangun 5G, tetapi hilirnya dikuasai oleh teknologi atau kepentingan yang bukan kepentingan Indonesia," ujarnya.
Optimalisasi fungsi
Ada berbagai peluang dan inovasi baru yang dibawa teknologi 5G. Pada momen peluncuran di Kota Surakarta, Telkomsel menghadirkan demo pemanfaatan akses jaringan 5G untuk layanan digital masa depan yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan transformasi operasional instansi pemerintah.
Direktur utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menjelaskan, ke depannya, Telkomsel berkomitmen terus menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak yang dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan teknologi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. “Sebagai operator 5G pertama di Indonesia, Telkomsel akan mengoptimalkan kesempatan ini untuk dapat berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Terutama untuk pemerintah daerah, seperti teknologi virtual tourism yang didukung VR Immersive Experience, High Speed Office Connectivity yang didukung layanan 5G FWA dari perangkat Telkomsel Orbit 5G, hingga interactive public services untuk pemanfaatan fitur video call di layanan pajak Surakarta yang didukung teknologi nGage video.
Instrumen Perubahan
Pada 2019 hingga 2030, diperkirakan jumlah pemasukan yang diperoleh para penyelenggara telekomunikasi, dengan hadirnya 5G mencapai 131 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Sekitar dua pertiga dari seluruh total pemasukan dari layanan digital, datang dari video dan immersive media. Peluang-peluang baru yang datang bersama jaringan 5G, adalah:
Augmented dan virtual reality.
Cloud gaming.
In car entertainment dan konektivitas antarmesin.
Mobile gaming
Live sport streaming.
Sumber data: Ericsson Lab & Omdia Analysis.
Merentang Jalan Wujudkan 5G
Melanjutkan kehadiran di Kota Jakarta, Medan, Surakarta, dan Balikpapan, Telkomsel terus mengakselerasi pengembangan ekosistem 5G dengan meluncurkan layanan Telkomsel 5G di lima kota lainnya, yakni Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar. Keberlanjutan perluasan layanan Telkomsel 5G secara bertahap dan terukur ini sekaligus mendorong penguatan ekosistem digital lintas sektor dengan menghadirkan solusi gaya hidup digital dengan komitmen menghadirkan the best 5G experience demi menunjang kemajuan masyarakat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
