Kamis 17 Jun 2021 15:02 WIB

Kesadaran tidak BAB Sembarangan di Kota Malang Ditingkatkan

Edukasi harus diberikan secara terus menerus kepada masyarakat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Peringatan hari toilet sedunia ditandai dengan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tidak buang air besar sembarangan.
Foto: Antara
Peringatan hari toilet sedunia ditandai dengan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tidak buang air besar sembarangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, menargetkan bisa meningkatkan kesadaran tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di lingkungan masyarakat. Langkah ini harus dilakukan guna menumbuhkan kebersihan lingkungan di Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, pihaknya melalui UPT Pengolahan Air Limbah Daerah (PALD) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) memiliki komitmen menciptakan lingkungan bersih dan sehat.

Salah satunya dengan mengedepankan inovasi Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT). "Penyedotan lumpur tinja dari tangki-tangki septik dilakukan secara terjadwal atau berkala," kata Sutiaji di Kota Malang, Kamis (17/6).

Inovasi LLTT tidak menghilangkan keberadaan layanan on call. Keduanya dibutuhkan karena LLTT hanya memberikan layanan di waktu yang sudah dijadwalkan. Sementara layanan on call memberikan fasilitas pada waktu-waktu insidentil lainnya.

Menurut Sutiaji, ada berbagai manfaat yang diperoleh dari layanan penyedotan terjadwal.  Satu di antaranya meringankan belanja rumah tangga karena pembayaran diangsur setiap bulan. Masyarakat juga tidak ragu menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.

Lalu mereka dapat memperbaiki kualitas dan kesehatan masyarakat, serta memelihara fungsi tangki septik. Untuk mencapai gaya hidup bersih, Sutiaji menilai, harus ada kolaborasi antara sarana dan prasarana yang disediakan dengan pola hidup masyarakat.

Perilaku masyarakat harus tetap terbangun dengan baik dan sarana serta prasarana yang telah disiapkan juga bisa digunakan. "Sehingga kalau sudah saatnya sedot WC dia tidak perlu repot lagi karena sudah ada rutinitas,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat nantinya sudah mempunyai waktu yang terjadwal. Dengan demikian, tidak akan ada penumpukan yang berkaitan dengan higienis sumber air bawah tanah. Hal yang pasti, kolaborasi dengan stakeholder juga akan terjalin dengan baik.

Ditegaskan, edukasi harus diberikan secara terus menerus kepada masyarakat. Harapannya, program ini bisa berjalan dan kuat di tengah masyarakat dalam hal menciptakan lingkungan yang sehat. "Dan umumnya, tangki septik harus dikuras setiap tiga tahun sekali agar fungsinya bisa optimal," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement