Rabu 16 Jun 2021 17:04 WIB

Pertumbuhan Penduduk Singapura Menurun Signifikan

Penduduk Singapura memiliki jumlah anak yang lebih sedikit

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Warga beraktifitas memakai masker di Chinatown, Singapura, Rabu (15/4).
Foto: EPA-EFE / HOW HWEE YOUNG
Warga beraktifitas memakai masker di Chinatown, Singapura, Rabu (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA, -- Pertumbuhan populasi Singapura mengalami penurunan sebesar 1,1 persen, sejak kemerdekaan negara tersebut pada 1965. Sensus terbaru pada Rabu (16/6) menunjukkan, perlambatan pertumbuhan terjadi karena penduduk Singapura memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, dan kebijakan imigrasi yang diperketat.

Tahun lalu, pertumbuhan mengalami penurunan populasi sebesar 0,3 persen menjadi 5,69 juta. Penurunan pertumbuhan penduduk pada tahun ini karena jumlah kedatangan warga asing yabg lebih sedikit akibat pandemi virus corona. Pandemi menyebabkan pembatasan perjalanan dan meningkatkan angka pengangguran.

Baca Juga

Seperti banyak negara maju lainnya, Singapura sedang berjuang dengan implikasi dari tingkat kelahiran yang rendah dan populasi yang menua. Populasi penduduk Singapura yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 15,2 persen pada tahun 2020. Jumlah tersebut naik 9 persen dari 2010.

Antara 2010 dan 2020, jumlah warga negara Singapura meningkat menjadi 3,52 juta dari 3,23 juta. Tetapi dari jumlah tersebut, banyak penduduk yang melajang. Sementara penduduk yang telah menikah memiliki lebih sedikit anak.

Rata-rata jumlah anak yang lahir dari seorang penduduk perempuan yang telah menikah, berusia 40 sampai 49 tahun turun menjadi 1,76 pada tahun 2020. Sebelumnya, pada 2010 jumlah anak yang lahir mencapai 2,02.

Pihak berwenang juga telah mempercepat pembatasan imigrasi sejak pemilihan umum 2011, ketika Partai Aksi Rakyat yang berkuasa  mensurvei hasil suara yang rendah. Hal itu disebabkan oleh kecemasan warga atas masuknya orang asing. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement