Selasa 15 Jun 2021 23:38 WIB

Kota Metro Lampung Berstatus Zona Merah Covid-19

Metro Lampung berstatus zona merah karena tingginya angka penularan Covid-19

Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk di tes menggunakan alat GeNose C19 di Bandara Radin Inten II Lampung. Kota Metro Lampung berstatus zona merah akibat lonjakan angka penularan Covid-19 yang tinggi sementara persentase pasien sembuh rendah.
Foto: Antara/Ardiansyah
Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk di tes menggunakan alat GeNose C19 di Bandara Radin Inten II Lampung. Kota Metro Lampung berstatus zona merah akibat lonjakan angka penularan Covid-19 yang tinggi sementara persentase pasien sembuh rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, METRO -- Kota Metro Lampung berstatus zona merah akibat lonjakan angka penularan Covid-19 yang tinggi sementara persentase pasien sembuh rendah. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Metro, Erla Andrianti menuturkan, perubahan zonasi ditetapkan oleh pusat, dan Selasa pagi tadi mendapat informasi.

"Status zonasi ditentukan pusat sejak dua Minggu, saya mendapat info perihal zonasi itu baru tadi pagi dari grub whatsapp provinsi. Sudah saya share ke Satgas dan nanti malam kita akan menggelar rapat," kata Erla saat wawancara di Kantor Dinkes Kota Metro, Lampung, Selasa (15/6).

Ia mengatakan, status zona merah Covid-19 Kota Metro akibat meningkatnya kasus penularan dengan persentase pasien sembuh yang rendah."Kondisi hari ini dinilai secara epidemiologis (ilmu tentang penyebaran penyakit menular), penanganan. Ada tiga klasifikasi sehingga dikatakan zona merah. Indikator utama yang menjadi penyebab adalah melonjaknya angka kasus COVID-19, angka kesembuhan pasien rendah dan persentase BOR rumah sakit tinggi," tuturnya.

Erla menambahkan, alasan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Metro tinggi juga karena Metro memiliki PCR yang dapat mendeteksi penyakit itu secara efektif."Terjadinya ketetapan tersebut karena kita memiliki alat PCR di RS Ahmad Yani Metro, otomatis sangat cepat untuk mendeteksi pasien positif COVID-19," timpalnya.

Walau begitu, lanjut Erla, penerapan PPKM Mikro sudah maksimal dilakukan, namun tetap harus ditingkatkan."PPKM Mikro membantu dengan adanya isolasi di setiap kelurahan, itu membantu untuk pencegahan serta penanganan tingkat RT. Termasuk sosialisasi di setiap kelurahan sudah dilakukan secara optimal, namun perlu ditingkatkan lagi. Mengingat, banyak pasien tertular melalui klaster keluarga," pungkas Erla.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement