Selasa 15 Jun 2021 20:05 WIB

Boyolali Waspadai Tambahan Kasus Covid-19 dari Kudus

Sudah ada 3 klaster baru di Boyolali yang ada kaitannya dengan penularan dari Kudus.

Kawasan zona merah Covid-19 di salah satu jalan di Kudus, Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten Boyolali mewaspadai penambahan kasus Covid-19 di daerahnya yang berkaitan dengan munculnya klaster baru masyarakat yang melakukan perjalanan atau kunjungan dari Kudus (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Kawasan zona merah Covid-19 di salah satu jalan di Kudus, Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten Boyolali mewaspadai penambahan kasus Covid-19 di daerahnya yang berkaitan dengan munculnya klaster baru masyarakat yang melakukan perjalanan atau kunjungan dari Kudus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten Boyolali mewaspadai penambahan kasus Covid-19 di daerahnya. Hal ini terkait munculnya klaster baru masyarakat yang melakukan perjalanan atau kunjungan dari Kudus, Jawa Tengah.

"Penambahan kasus Covid-19 di Boyolali hingga Selasa ini, mencapai 129 kasus sehingga total akumulasi menjadi 8.682 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Selasa (15/6).

Ratri mengatakan, penambahan kasus tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Boyolali, Ngemplak, dan Nogosari. Terlebih, kini Kabupaten Boyolali sudah mulai muncul klaster baru berkaitan dengan perjalanan atau kunjungan dari Kabupaten Kudus.

Jumlah klaster Covid-19 di Boyolali saat ini 26. Beberapa klaster baru dengan pasien positif ada kaitannya dengan pelaku perjalanan dari Kudus atau mendapatkan kunjungan dari wilayah Kudus. 

"Sudah ada tiga klaster baru di Boyolali yang ada kaitannya dengan penularan dari Kudus," kata Ratri.

Ketiga kluster tersebut berasal dari Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, yang salah seorang warga melakukan perjalanan ke Kabupaten Kudus, kemudian di Desa Bendungan, Kecamatan Simo, yang salah seorang warga baru pulang bekerja dari Kabupaten Kudus. Adapula di Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, yang mendapatkan kunjungan kerabat dari Kabupaten Kudus. Dari 79 orang yang dites cepat antigen, ada 35 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Selain dari ketiga klaster tersebut, kata Ratri, klaster perkantoran juga cukup menyita perhatian. Salah satunya yang terjadi di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boyolali yang salah seorang karyawan terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut area perkantoran tersebut disterilkan dengan cara penyemprotan disinfektan selama dua hari berturut turut pada Senin (14/6) dan Selasa (15/6).

"Perlu dilakukan sterilisasi selama dua hari dan juga untuk kegiatan pembersihan lingkungan," kata dia.

Dia mengatakan, jumlah kasus aktif Covid-19 di Boyolali hingga Selasa ini, sebanyak 615 kasus. Jumlah itu, yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 142 kasus dan menjalani isolasi mandiri sebanyak 473 kasus.

Jumlah pasien Covid-19 di Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh ada 7.704 kasus atau sekitar 88,7 persen, dan yang meninggal dunia ada sebanyak 363 kasus atau sekitar 4,2 persen. Oleh karena itu skoring indeks kesehatan masyarakat (IKM) Covid-19 diBoyolali pada angka 2,07 atau masuk zona risiko sedang atau warna oranye.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement