Selasa 15 Jun 2021 19:09 WIB

IGI: Kemampuan Guru dalam Teknologi Meningkat Pesat

IGI: Kemampuan Guru dalam Teknologi Meningkat Pesat

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
IGI: Kemampuan Guru dalam Teknologi Meningkat Pesat. Foto:  KPM Gelar Lomba Online Guru Matematika se-Indonesia. (ilustrasi)
Foto: KPM
IGI: Kemampuan Guru dalam Teknologi Meningkat Pesat. Foto: KPM Gelar Lomba Online Guru Matematika se-Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Danang Hidayatullah menilai selama pandemi kemampuan guru untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran meningkat. Bahkan, menurutnya kenaikan kemampuan guru ini cukup signifikan yakni di atas 50 persen jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

"Pertama, karena keinginan mereka sendiri, kedua karena kebutuhan zaman," kata Danang, dalam telekonferensi, Selasa (15/6).

Baca Juga

Penilaian ini bukanlah tanpa dasar. Danang menjelaskan, selama pandemi ini tingkat pendaftaran anggota baru IGI meningkat secara signifikan yaitu sekitar 40-50 persen. Ia mengartikan, hal ini terjadi karena para guru membutuhkan sebuah pijakan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar.

Selama ini, IGI banyak melakukan pelatihan digital untuk guru. Danang menduga, para guru lainnya kemudian tertarik mengikuti pelatihan ini. "Mereka secara berbondong-bondong menjadi anggota IGI. Antusiasme guru itu sungguh luar biasa," kata dia lagi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mewajibkan sekolah menyediakan dua metode pembelajaran yakni tatap muka dan jarak jauh. Terkait hal ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani mengatakan pihaknya sudah menyediakan kanal untuk pelatihan guru.

"Kemendikbud menyediakan berbagai kanal atau website untuk belajar, termasuk yang sekarang masa pandemi atau PTM terbtas ini dengan blended learning (pembelajaran campuran), di dalam panduan itu juga diberikan contoh-contoh praktik baik terkait blended learning," kata Nunuk.

Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Hidayatullah mengatakan selama ini pihaknya bersama Kemendikbudristek terus melakukan pengawasan terhadap guru. Pengawasan ini dilakukan untuk menentukan jenis pelatihan yang tepat nantinya.

Selama satu tahun ini, Ahmad memandang guru semakin mengembangkan kompetensinya termasuk dalam menciptakan blended learning yang sesuai. Ia pun mendorong agar para guru untuk tidak taku melakukan kesalahan, asalkan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

"Kita dorong guru-guru untuk selalu berikhtiar, tidak perlu takut salah. Contohnya agama Islam, dan agama lain saya pikir juga sama, itu tidak pernah melarang orang berbuat salah. Jadi kalau kurang nggak perlu takut, jadi kita lakukan evaluasi, lakukan continuous improvement, sehingga hasilnya akan lebih baik," kata Ahmad

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement