Selasa 15 Jun 2021 15:59 WIB

BPBD Lebak Minta Warga Waspada Longsor Susulan

Cuaca buruk di Banten menyebabkan longsor masih berpeluang terjadi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat mewaspadai longsoran susulan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat mewaspadai longsoran susulan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat mewaspadai longsoran susulan. Hal itu sehubungan cuaca buruk di daerah ini masih berpeluang terjadi pada sore hingga malam hari.

"Beruntung, longsoran yang terjadi di Kecamatan Cipanas dan SobangpadaMinggu (13/6) tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian mencapai Rp200 jutaan " kata Pelaksana BPBD Lebak,Pebby Rizky Pratama, Selasa (15/6), di Banten.

Baca Juga

Ia menegaskan, peringatan kewaspadaan longsorsusulan itu sangat memungkinkan terjadi, sebab potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih berlangsung berdasarkan laporan BMKG. Masyarakat, khususnya yang tinggal di perbukitan dan pegunungan, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi cuaca buruk tersebut.

"Kami minta warga tetap waspada menyusul cuaca buruk dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan, " katanya.

Ia mengatakan, longsor yang menimpa ruas jalan antardesa itu hingga kini masih dilakukan perbaikan oleh masyarakat setempat dan belum dilintasi kendaraan roda empat. Namun, kata dia, sejauh ini roda perekonomian masyarakat relatif normal karena bisa dilintasi sepeda motor.

Longsoran ruas jalan yang menghubungkan antardesa panjang 50 meter dan tinggi 100 meter dan empat rumah nyaris roboh, sebab lokasi berada di perbukitan. BPBD Lebak kini memetakan daerah longsor tersebar di 14 kecamatan antara lain Kecamatan Bayah, Sobang, Lebakgedong, Cigemblong, Bojongmanik, Cibeber, Muncang, Gunungkencana, Cipanas, Cileles, Cimarga, Cikulur, Leuwidamar dan Cilograng.

"Sebagian besar daerah rawan longsor itu berada di perbukitan dan pegunungan, termasuk kawasan TNGHS," katanya.

Ia menyebutkan, pemetaan daerah rawan bencana longsor guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar. Selama ini, katanya, wilayah Kabupaten Lebak menjadi langganan bencana alam jika memasuki cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

"Kami mengutamakan keselamatan agar bencana tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement