Selasa 15 Jun 2021 13:30 WIB

Proyek Kemanusiaan di Palestina Semakin Meningkat

Proyek Kemanusiaan di Palestina Semakin Meningkat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
 Proyek Kemanusiaan di Palestina Semakin Meningkat. Foto: Bendera Palestina. Ilustrasi
Foto: Reuters
Proyek Kemanusiaan di Palestina Semakin Meningkat. Foto: Bendera Palestina. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Sebuah badan amal Muslim Inggris telah meningkatkan proyek kemanusiaannya di Palestina, memuji kemurahan hari semua donatur yang mendukung program bantuan tersebut. Penny Appeal, lembaga non-profit yang fokus pada proyek kemanusiaan, telah menjalankan program bantuan di Gaza, Yerusalem dan Tepi Barat selama hampir 10 tahun, mengatakan bahwa serangan terakhir telah merenggut lebih dari 250 nyawa warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. 

Dengan memberikan bantuan tunai, membagikan paket makanan, perlengkapan bayi dan produk kebersihan wanita, Penny Appeal telah secara langsung membantu lebih dari 77.000 orang sejak pertempuran bulan lalu. Pendirinya, Adeem Younis mengatakan kepada Arab News bahwa tujuan badan amal itu adalah untuk memutus siklus kemiskinan di setiap tahap.

Baca Juga

“Penny Appeal menjalankan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya yang dikutip dari Arab News, Selasa (15/6). 

“Kami ingin memberikan solusi berkelanjutan yang dapat memberdayakan masyarakat, tetapi solusi kami terkadang tidak efektif karena setiap tahun, setiap dua tahun, semuanya hancur lagi, atau ada situasi darurat yang membawa Anda kembali ke titik awal,” sambungnya. 

 

Penyesalan serupa juga diungkapkan CEO badan amal Harris Iqbal. Dia mengaku harus terus memutar otak agar proyek kemanusiaan dapat terus berlanjut, salah satunya dengan memfokuskan program pada pengadaan tenaga medis dan pendistribusian paket makanan.

 “Sayangnya, sekali lagi kami harus memutar upaya kami dari proyek berkelanjutan jangka panjang ke tanggap darurat jangka pendek. Kami telah memfokuskan secara khusus pada perawatan dan persediaan medis, bekerja dengan jaringan rumah sakit dan organisasi medis, serta mendistribusikan paket makanan untuk keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat pengeboman,” tuturnya.

Program kemanusiaan, kata dia terus menghadapi siklus yang berubah-ubah, namun kali ini antusias donatur sangat terlihat, bukan hanya dari Muslim namun dari semua agama. “Kami telah mengumpulkan lebih dari £500.000 (Rp. 10 juta) untuk keadaan darurat terbaru. Sumbangan datang bukan hanya dari umat Islam tetapi dari semua agama, dari semua latar belakang. Bahkan hari ini kami masih memiliki orang yang menelepon setiap hari,” ujarnya.

“Apa yang kami lihat adalah bentuk empati dan dukungan dari masyarakat luas, bukan hanya Muslim, dan ini sangat, sangat berbeda.”

Dia mengatakan donasi itu tidak hanya membantu tanggap darurat di Gaza dan Tepi Barat, tetapi juga membuat warga Palestina, yang sebagian besar terputus aksesnya dari dunia luar, menyadari bahwa mereka mendapat dukungan dari banyak orang di seluruh dunia.

“Para penerima memberi tahu kami sepanjang waktu bahwa mereka sangat berterima kasih atas dukungan yang mereka terima. Mereka tidak percaya dukungan yang mereka terima. Mereka tidak percaya bahwa orang-orang juga memikirkan mereka. Sangat berarti bagi mereka untuk menerima bantuan, untuk mendapatkan bantuan itu,” tambah Younis.

“Itu memberi mereka perasaan bahwa dunia mendengarkan. Ketika mereka menerima bantuan dari luar, mereka tidak hanya merasakan bantuan tetapi mereka merasakan dukungan, itu membuat semangat mereka tetap tinggi.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement