Selasa 15 Jun 2021 09:54 WIB

Longsoran Turap di Ciputat Picu Banjir Besar

Perumahan di bawah Kompleks Griya Satwika Telkom rusak akibat turap jebol.

Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel dan dinas terkait melakukan pengangkatan material akibat longsoran turap yang terjadi di perbatasan Kompleks Griya Satwika Telkom dan Kompleks Nerada, Ciputat, Tangsel, Ahad (13/6).
Foto: Republika/eva rianti
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel dan dinas terkait melakukan pengangkatan material akibat longsoran turap yang terjadi di perbatasan Kompleks Griya Satwika Telkom dan Kompleks Nerada, Ciputat, Tangsel, Ahad (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Eva Rianti

Sugandi (42 tahun), tampak sibuk membereskan sejumlah perabotan di rumahnya di Kompleks Nerada RW 10, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten yang hampir sepenuhnya hancur. Rumah Sugandi merupakan salah satu dari tiga rumah yang tertimpa reruntuhan longsoran turap dari kawasan Kompleks Griya Satwika Telkom, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat, Tangsel.

"Syok ya karena saya enggak pernah kejadian kayak begini, tertimpa longsoran turap seberang,” ujar Sugandi saat ditemui Republika di kediamannya, Ahad (13/6).

Turap di Kompleks Griya Satwika Telkom mengalami longsor pada Jumat (11/6) malam WIB. Dampaknya, Kompleks Nerada yang posisinya berada lebih rendah dari perumahan tersebut terkena imbasnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel mencatat, tiga rumah yang persis berada di dekat turap yang longsor mengalami rusak berat.

Sugandi mengak, tidak menyangka turap di kompleks seberang itu jebol. Pasalnya, menurut pengamatannya, turap tersebut memiliki ketinggian dan ketebalan yang cukup kuat. Ditambah lagi di belakang rumahnya ada turap yang dipasang olehnya.

Akibat musibah itu, kini, ia bersama istri dan anaknya terpaksa harus mengungsi ke tempat lain yang lebih aman. "Tingginya lebih dari rumah saya, terus menimpa bagian belakang rumah saya sampai 75 persen habis. Jadi tinggal kamar depan yang masih ada, itu pun atasnya sudah hancur. Benar-benar enggak nyangka lah."

Sugandi bercerita, pada saat kejadian, anaknya bersama dengan istrinya terdorong oleh tembok turap yang runtuh, hingga berubah posisi. Anaknya yang sedang makan mengalami luka robek pada jari manis di tangan kirinya. Sementara istrinya mengalami luka memar pada bagian kepala.

Pada hari ketiga usai musibah longsor tersebut, Sugandi memboyong seluruh perabotan yang masih memungkinkan untuk diselamatkan. Rencananya, dia mengungsi ke rumah saudaranya. Upaya memindahkan barang-barang dari kediamannya ke lokasi tujuan semakin sulit lantaran terkepung banjir.

Hal itu imbas musibah susulan dari longsoran turap akibat tertutupnya aliran Kali Anak Pesanggrahan. Pantauan Republika di tempat kejadian perkara (TKP) pada Ahad (13/6) siang WIB, tiga perumahan yang terimbas bencana longsor turap masih digenangi banjir.

Selain Kompleks Nerada, dua kompleks lainnya yang terkena imbas adalah Kompleks Pondok Payung Mas, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, serta Asrama Polisi Udara, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang. Di tempat kejadian perkara (TKP) yang merupakan perbatasan antara Kompleks Nerada dan Kompleks Griya Satwika Telkom, sejumlah kendaraan berat jenis eskavator  mengeruk material yang menutupi sungai untuk mengalirkan air.

Di lokasi tersebut, banjir tampak masih menggenangi rumah warga di sekitarnya dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter (cm). Namun, tidak tampak ada warga di area tersebut yang mengungsi, meski telah disediakan posko, mereka lebih memilih bertahan di rumah masing-masing.

Di Kompleks Pondok Payung Mas, tampak ratusan warga mengungsi di sebuah masjid yang ada di perumahan tersebut. Banjir di kawasan tersebut juga terbilang masih tinggi, yakni sekitar 30 hingga 50 cm. Hal yang sama terjadi Asrama Polisi Udara, Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Yani (40 tahun), salah satu warga Kompleks Pondok Payung Mas mengaku resah dengan insiden yang menimpanya. "Terganggu ya. Sebenarnya kan karena turap di Kompleks Griya Satwika Telkom longsor dan menutup aliran sungai, jadinya banjir sampai ke daerah sini. Ini kan kami hanya terimbas. Karena itu, aktivitas kami jadi tersendat," kata Yani.

Dia menuturkan, mengatakan, banjir yang menimpa kawasannya terbilang cukup parah, dilihat dari ketinggian banjir dan juga lamanya penanganan. Hingga hari ketiga, banjir disebut belum benar-benar bisa surut. Padahal, menurut penuturannya, banjir yang sempat terjadi di wilayah tersebut pada sekitar 20 tahun lalu hanya ditangani selama sehari. 

Kasie Tanggap Bencana BPBD Kota Tangsel, Ade Wahyudi menjelaskan, saat ini tim penanganan bencana tengah mengebut upaya pengangkatan material dari sungai yang ditimpa tanah longsoran. Dia menyebut, pengangkatan material tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat karena volumenya yang cukup padat.

Material memiliki tinggi sekitar lima sampai enam meter dan lebar empat meter. Sebanyak empat eskavator dan empat dump truck serta ratusan personel dikerahkan dalam proses pengangkatan material.

Setelah semua bangunan yang hancur berhasil diangkat, Ade menyebut, banjir kemungkinan besar segera surut. Dia menargetkan, pengangkatan material akan selesai dalam beberapa hari ke depan.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memastikan, penanganan terhadap bencana longsor yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut akan dioptimalkan. Dia menyebut, Pemkot Tangsel telah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane untuk mencari solusi dari musibah tersebut.

"Prediksi (Senin) sore ini membuat kanal di kali yang tertutup itu sudah bisa kita buka supaya mengalirkan air dari hulu ke hilirnya. Tapi kemungkinan dua atau tiga hari ke depan bisa total (air mengalir dengan sempurna),” kata Benyamin.

Terkait dengan warga yang terdampak musibah tersebut, Benyamin mencatat, ada sekitar 90 kepala keluarga (KK) atau 400 jiwa yang terimbas bencana tersebut. Dia memastikan akan memberi bantuan yang dibutuhkan, baik bagi warga yang mengungsi akibat banjir maupun warga yang rumahnya rusak terkena longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement