Senin 14 Jun 2021 23:57 WIB

Gapki: Harga Sawit Bertahan Tinggi Tapi Produksi Menyusut

Ekspor minyak sawit sepanjang April 2021 mengalami penurunan 18 persen dari Mei

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, ekspor minyak sawit sepanjang April 2021 mencapai 2,636 juta ton, atau mengalami penurunan sekitar 595 ribu ton (-18 persen) dari ekspor bulan Maret yang besarnya 3,232 juta ton.
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA
Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, ekspor minyak sawit sepanjang April 2021 mencapai 2,636 juta ton, atau mengalami penurunan sekitar 595 ribu ton (-18 persen) dari ekspor bulan Maret yang besarnya 3,232 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, ekspor minyak sawit sepanjang April 2021 mencapai 2,636 juta ton, atau mengalami penurunan sekitar 595 ribu ton (-18 persen) dari ekspor bulan Maret yang besarnya 3,232 juta ton.

Penyebab turunnya ekspor adalah produksi minyak sawit Indonesia bulan April hanya sebesar 4.097 ribu ton, relatif tidak bertambah dari bulan Maret sebesar 4.020 ribu ton.

Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan, harga rata-rata minyak sawit pada bulan April 2021 adalah 1.157 dolar AS per cif Roterdam yang lebih tinggi dari harga bulan Maret 2021.

"Harga yang tinggi ini didongkrak oleh harga minyak nabati di India yang sangat tinggi dimana di pelabuhan India mencapai 1.230-1.240 dolar AS per ton untuk pengiriman Mei 2021 dan produksi sawit Malaysia yang masih terkendala karena kurangnya tenaga kerja," kata Mukti dalam keterangan resminya, Senin (14/6).

Namun, ia mengatakan, akibat dari turunnya volume ekspor yang cukup besar, nilai ekspor produk sawit Indonesia pada April 2021 hanya mencapai 2,664 miliar dolar AS atau sekitar 480 juta dolar AS, lebih rendah dari nilai ekspor bulan Maret.

Total konsumsi dalam negeri bulan April mencapai 1.590 ribu ton, hampir sama dengan bulan Maret yang sebesar 1.589 ribu ton. Sedikit penurunan terjadi pada biodiesel, yaitu dari 615 ribu ton menjadi 609 ribu ton dan oleokimia, dari 168 ribu ton menjadi 162 ribu ton.

Berdasarkan data di atas, stok akhir minyak sawit Indonesia pada April turun sekitar 123 ribu ton dari 3.267 ribu ton menjadi 3.144 ribu ton.

"Sesuai dengan siklus tanaman, biasanya pada bulan Mei sampai dengan November, produksi akan meningkat. Oleh sebab itu, produktivitas harus tetap dapat dijaga untuk manfaatkan momentum produksi dan harga yang diprakirakan masih tinggi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement