Senin 14 Jun 2021 18:29 WIB

Bertemu Zulhas, Sri Sultan: Jangan Terjebak Masa Lalu

Beban-beban sejarah seharusnya sudah selesai.

Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (tiga kanan) bertemu dengan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, Senin (14/6).
Foto: istimewa/doc humas
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (tiga kanan) bertemu dengan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, Senin (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan Gubernur Darah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam pertemuan itu Sultan mengingatkan agar tidak terjebak pada persoalan masa lalu.

Dalam rangkaian kunjungan ke Yogyakarta, Zulkifli Hasan yang didampingi Ketua MPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir, dan Ketua POK DPP PAN Mumtaz Rais, juga bersilaturahim dengan Gubernur DIY, Senin (14/6). Mereka melakukan pertemuan secara tertutup sekitar 1,5 jam.

Zulkifli Hasan, mengatakan, mereka berdiskusi mengenai berbagai persoalan bangsa. Mulai dari dinamika politik nasional hingga perkembangan politik dunia. "Yang menarik, tadi Ngarso Dalem banyak bercerita tentang perkembangan geopolitik. Beliau sangat concern mengenai posisi Indonesia di tengah kancah politik dunia,” ungkap politikus yang biasa disapa Zulhas ini.

Sri Sultan berpesan agar bangsa ini jangan melulu terjebak persoalan-persoalan masa lalu. Menurut raja Jogja tersebut, beban-beban sejarah sudah harus selesai. "Kita masih berkutat bicara Pancasila, bangsa, kewargaan, dan lainnya. Seharusnya kita sudah bicara masa depan, kemajuan, kompetisi global. Apa posisi dan peran Indonesia bagi kemajuan peradaban? Itu harus mulai menjadi fokus kita,” kata Sri Sultan.

Menanggapi pesan Sri Sultan, Zulhas menyinggung problem-problem kebangsaan yang masih dihadapi, dan pentingnya segera keluar dari sana. Dikatakannya, pembelahan di tengah masyarakat akibat politik, harus segera dihentikan. "Agar fokus dan energi bisa kita alihkan pada hal-hal yang lebih produktif. Kompetisi global menanti peran-peran besar Indonesia. Ini yang belakangan ini menjadi bahan diskusi kami di PAN,” ungkap Zulhas.

Mengapresiasi langkah Zulhas dalam merajut simpul-simpul kebangsaan, termasuk menemui elit maupun tokoh-tokoh ormas, Sri Sultan mengatakan bahwa ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai kerja kebangsaan. "Meskipun hal itu sulit, tetapi kita harus punya pikiran-pikiran besar, tidak dipersempit oleh perbedaan-perbedaan apalagi konflik. Aku dan kamu harus menjadi kita. Itulah esensi Indonesia. Kalau sudah menjadi kita, saatnya berperan di level dunia,” papar Sultan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement