Ahad 13 Jun 2021 10:25 WIB

Kasus Naik, Ridwan Kamil Kaji Pengetatan WFH

Ridwan Kamil minta warga tak heran bila kebijakan dibuat lebih ketat lagi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) berdialog dengan Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS) Dr.Yana Muhammad Supriatna (ketiga kiri) saat peninjauan terkait COVID-19 di RSHS, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). Ridwan Kamil menyatakan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di seluruh Jawa Barat masih dalam tahap terkendali meski mengalami peningkatan mencapai 68 persen dampak arus mudik dan libur lebaran.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) berdialog dengan Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS) Dr.Yana Muhammad Supriatna (ketiga kiri) saat peninjauan terkait COVID-19 di RSHS, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). Ridwan Kamil menyatakan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di seluruh Jawa Barat masih dalam tahap terkendali meski mengalami peningkatan mencapai 68 persen dampak arus mudik dan libur lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengaku memang terjadi lonjakan kasus Covid-19 pascalibur lebaran yang masa inkubasinya jatuh di pekan ini. Melihat kondisi tersebut, Ridwan Kamil berupaya merumuskan sejumlah kebijakan.

"Nanti sudah saya instruksikan diwakili Sekda Kota Bandung kebijakan WFH sedang dihitung, kebijakan nikahan sedang dihitung khususnya Bandung Raya, pengetatan lain yang memang jadi pola, jadi jangan kaget kalau naik diperketat. Mudah-mudahan bisa turun seperti sebelum Lebaran," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai Inspeksi Mendadak (Sidak) ke RSHS, Sabtu malam (13/6).

Baca Juga

Menurut Emil, melonjak kasus Covid-19 ini memang gara-gara libur lebaran. "Kalau ditanya kenapa ya karena libur Lebaran. Kalau tidak ada libur Lebaran yang orang memaksa mudik itu lagi tren bagus (BOR) kita sempat di 29 persen makanya naik dua kali lipat," paparnya.

Terkait kondisi rumah sakit di Bandung dan Cimahi yang dinilai kritis, menurut Emil, jawabannya sudah dikonfirmasi oleh Sekda Bandung setengahnya bukan warga Kota Bandung. "Jadi kalau mau fair menilai Kota Bandung ya setengahnya dari itu. Karena setengahnya harusnya jadi tanggung jawab kabupaten disekeliling Bandung. Nanti saya cek apakah karena kapasitas kabupaten di sekeliling Bandung ini kurang atau karena persepsi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement