Sabtu 12 Jun 2021 13:34 WIB

China Desak AS dan Rusia Pangkas Senjata Nuklir

China menentang penyebaran sistem persenjataan regional.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu China Wang Yi
Foto: EPA
Menlu China Wang Yi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi mendesak Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk memangkas persenjataan nuklir mereka lebih lanjut. Pernyataan ini disampaikan beberapa hari sebelum Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan puncak di Jenewa.

Wang, yang berpidato di Konferensi Perlucutan Senjata dari Beijing mengatakan bahwa pengurangan nuklir oleh kedua kekuatan akan membantu memacu perlucutan senjata nuklir multilateral. Ia secara khusus menyindir AS.

Baca Juga

"China menentang pengembangan dan penyebaran sistem pertahanan rudal regional dan global oleh negara tertentu yang merusak stabilitas strategis, dan China menentang penyebaran rudal balistik jarak menengah berbasis darat oleh negara yang sama di sekitar negara lain," kata Wang dilansir dari Arab News pada Sabtu (12/6).

Amerika Serikat sebelumnya bermaksud untuk menyaingi pengaruh dan kekuatan militer China yang berkembang di Asia-Pasifik. China memang punya kekuatan nuklir tetapi diklaim persenjataannya jauh lebih kecil.

Adapun Duta besar perlucutan senjata AS, Robert Wood, berbicara di forum Jenewa untuk mendesak China agar terlibat dalam pembicaraan bilateral tentang pengurangan risiko dan stabilitas strategis. Ini sejalan dengan pernyataan sebelumnya.

"Hingga saat ini, China telah menolak upaya AS untuk memulai pembicaraan bilateral tentang pengurangan risiko dan stabilitas strategis," ujar Wood.

Wang mengatakan tindakan intimidasi sepihak dari Amerika Serikat adalah akar penyebab masalah nuklir Iran. "Untuk kembali ke kesepakatan, mencabut sanksi terhadap Iran terlebih dahulu adalah hal yang wajar untuk dilakukan," ujar Wang.

Pada 2018, Presiden Donald Trump saat itu menarik Amerika Serikat dari perjanjian kekuatan dunia 2015 dengan Iran yang dirancang untuk menyangkal kemampuannya untuk membuat senjata nuklir. Kemudian menerapkan kembali sanksi keras AS terhadap Iran.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement