Jumat 11 Jun 2021 01:17 WIB

IPO Grab dan GoTo Persis Raksasa Teknologi China

Dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab dan GoTo akan ke bursa

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Perjalanan IPO Grab dan GoTo Persis Raksasa Teknologi China, Bakal Ciptakan Banyak Unicorn Baru! (Foto: GoTo)
Perjalanan IPO Grab dan GoTo Persis Raksasa Teknologi China, Bakal Ciptakan Banyak Unicorn Baru! (Foto: GoTo)

Dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab dan GoTo akan melangkah ke bursa. Ini akan membuka jalan bagi lebih banyak bisnis dengan pertumbuhan tinggi untuk muncul dari wilayah Asia Tenggara, menurut perusahaan modal ventura 500 Startups.

General Partner dari 500 Startups, Vishal Harnal melihat bahwa penawaran umum perdana Grab dan GoTo dapat meningkatkan ekosistem dan menghasilkan lebih banyak perusahaan rintisan bernilai miliaran dolar.

Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Kamis (10/6/21) Grab, yang berbasis di Singapura, mengumumkan pada bulan April bahwa mereka akan go public melalui merger perusahaan akuisisi tujuan khusus senilai USD39,6 miliar (Rp563 triliun) sehingga menjadi kesepakatan cek kosong terbesar yang pernah ada. Sementara itu, platform on-demand Indonesia yang baru bergabung, GoTo Group, mengonfirmasi kepada CNBC bahwa mereka akan go public tahun ini.

Baca Juga: William Tanuwijaya Blak-Blakan Soal Tantangan GoTo ke Depan, Apa Itu?

“Meskipun akan ada (merger dan akuisisi), sementara perusahaan-perusahaan ini akan mengakuisisi perusahaan rintisan yang lebih kecil, mereka akan berinvestasi di lebih banyak perusahaan daripada yang mereka peroleh, dan itu akan menghasilkan lebih banyak perusahaan bernilai miliaran dolar atau perusahaan Unicorn lahir sebagai akibatnya,” kata Harnal kepada “Street Signs Asia”.

Terlahirnya banyak perusahaan Unicorn nantinya karena pendiri perusahaan yang sukses akan memiliki likuiditas untuk berinvestasi di ekosistem tersebut. Sementara itu, staf yang telah melihat perusahaan mereka tumbuh dari pendanaan awal hingga IPO mungkin lebih cenderung untuk membangun perusahaan mereka sendiri. Harnal menyamakan proses ini dengan yang terjadi di China, seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent (BAT).

Menurut penelitian 500 Startups, dari hampir 150 unicorn aktif, 40% diinvestasikan oleh perusahaan BAT. Secara total, perusahaan BAT telah berinvestasi di 915 perusahaan teknologi sejak go public.

“Kami melihat ini terjadi di China dengan BAT – Baidu, Alibaba, Tencent. Sekarang di Asia Tenggara, kami memiliki yang setara, GSG – Grab, Sea, dan GoTo,” kata Harshal, merujuk pada raksasa internet yang berbasis di Singapura, Sea Group yang memiliki Garena dan Shopee.

“Semakin banyak uang yang dikeluarkan perusahaan seperti GSG untuk mendidik ekosistem, memastikan adopsi teknologi, dan berinvestasi dalam memperluas ekonomi internet, semakin banyak terobosan yang diciptakan bagi startup baru untuk membangun perusahaan dan memanfaatkan perusahaan yang ada.” tambahnya

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement