Kamis 10 Jun 2021 15:45 WIB

Bagaimana Orang Israel Menjadi Korban dari Medianya Sendiri

Sedikit jurnalis Israel menunjukkan rasa kemanusiaan pada orang-orang Palestina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Bagaimana Orang Israel Menjadi Korban dari Medianya Sendiri. Tentara Israel berjalan melewati puing-puing rumah Palestina yang dibongkar oleh pasukan Israel karena dibangun tanpa izin, di desa Ain Shibli di Lembah Jordan Tepi Barat, Rabu, Maret. 10, 2021.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Bagaimana Orang Israel Menjadi Korban dari Medianya Sendiri. Tentara Israel berjalan melewati puing-puing rumah Palestina yang dibongkar oleh pasukan Israel karena dibangun tanpa izin, di desa Ain Shibli di Lembah Jordan Tepi Barat, Rabu, Maret. 10, 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Di Israel, tidak ada undang-undang yang secara eksplisit menyatakan permusuhan terhadap orang Arab. Meski begitu, ada 65 undang-undang yang bersifat diskriminatif. Akibatnya, 1,9 juta warga Palestina di Israel terpinggirkan dalam hampir semua aspek kehidupan.

Selain serangan Israel terbaru di Gaza dan penggusuran rumah warga Palestina di Yerusalem, Israel menggunakan rasialisme dan diskriminasi dalam bentuk hasutan kekerasan terhadap warga Palestina di media. Penyiar Israel menyerang tamu Palestina.

Baca Juga

Dia tidak mengizinkan mereka mengekspresikan diri. Di sebagian besar kesempatan, orang-orang Palestina yang menjadi tamu acara hanya diminta mengutuk sesama warga Palestina oleh seorang pembaca berita.

Mengabadikan fantasi Zionis

Warga Palestina yang tinggal di Israel hampir 20 persen. Namun, hanya ada 3-4 persen mereka yang menjadi tamu di acara berita televisi dan radio. Bahkan, saat mereka diundang hanya untuk bicara soal masalah politik yang terkait Palestina.

Hampir 30 persen petugas kesehatan di Israel adalah orang Palestina. Namun, hampir tidak mungkin melihat dokter Arab sebagai tamu di acara televisi kesehatan.

Orang-orang Yahudi di Israel tumbuh dalam sistem pendidikan publik. Mereka tidak belajar bahasa Arab dan hampir tidak tahu tentang identitas nasional, sejarah, narasi atau budaya tetangga dan warga Arab sesama mereka, dan keturunan orang Palestina yang selamat dari Hari Nakba di 1948.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement