Selasa 08 Jun 2021 05:25 WIB

Benarkah Rasulullah Wafat di Pangkuan Sayyidah Aisyah?

Begitu Rasulullah SAW wafat, jasad beliau ditutup dengan kain berwarna hitam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Benarkah Rasulullah Wafat di Pangkuan Sayyidah Aisyah? Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Benarkah Rasulullah Wafat di Pangkuan Sayyidah Aisyah? Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari berbagai buku sejarah yang juga dipopulerkan dengan pandangan sementara umat Islam, Rasulullah SAW dikabarkan wafat di pangkuan Sayyidah Aisyah. Dalam menengok fakta yang ada, hadits serta ijtihad ulama dapat menjadi rujukan akurat sebagai salah satu ikhtiar bagi kaum Muslim menelusuri sejarah tersebut.

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, para ulama saling berbeda pendapat mengenai akurasi kabar tersebut. Ada ulama yang membenarkan Nabi meninggal di pangkuan Sayyidah Aisyah, tetapi ada juga sebagian yang tidak.

Baca Juga

Berdasarkan sejumlah riwayat dan sumber-sumber oleh kelompok ulama Ahlussunah, para ulama golongan ini sepakat Nabi meninggal di pangkuan Sayyidah Aisyah. Namun, sebagian ulama lainnya tidak sepakat akan hal ini, termasuk juga kalangan sejarawan Islam.

Berdasarkan riwayat al-Waqidi (berdasarkan ilmu hadits, sementara ulama tidak semua setuju menerima riwayat dari al-Waqidi. Namun, tentu saja ada juga yang menerima riwayat-riwayatnya), sebagaimana dikutip oleh Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat-nya, dia meriwayatkan hadis.

Yakni, dia menceritakan bahwa Nabi SAW memanggil Sayyidina Ali dan ketika Sayyidina Ali datang, beliau memintanya mendekat. Lalu Nabi SAW bersandar kepadanya, dan Sayyidina Ali berkata: “Sampai-sampai sebagian ludah beliau mengenai diriku. Tidak lama kemudian Rasulullah terjatuh memberati pangkuanku, maka aku berteriak memanggil al-Abbas,”. Kemudian, Sayyidina Ali dan al-Abbas membaringkan Rasulullah SAW.

Menurut Prof Quraish, terdapat sekian banyak riwayat yang sejalan maknanya dengan keterangan di atas. Ada yang bentuknya singkat, ada juga yang rinci. Ini mejadikan sebagian pakar yang berusaha memberi penilaian objektif terpaksa hanya menghidangkan riwayat-riwayat tersebut tanpa menilainya atau menguatkan salah satu dari kedua informasi yang bertentangan itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement