Ahad 06 Jun 2021 18:35 WIB

Porang dan Sarang Burung Walet Masuk Program Super Prioritas

Ekspor di bidang pertanian meningkat 15 persen dengan nilai kurang lebih Rp 500 T

Porang menjadi salah satu tanaman yang masuk program super prioritas Kementan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Porang menjadi salah satu tanaman yang masuk program super prioritas Kementan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDAP -- Kementerian Pertanian (Kementan) menjadikan komoditas porang dan sarang burung walet sebagai komoditas super prioritas dalam meningkatkan nilai ekspor di bidang pertanian. Hal ini dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat meninjau kebun tanaman porang dan sarang burung walet di Desa Talumae, Kecamatan Watan Sidenreng, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Ekspor di bidang pertanian meningkat 15 persen dengan nilai kurang lebih Rp 500 triliun. Karena itu porang dan sarang burung walet masuk dalam program super prioritas," ujar Mentan Syahrul, Sabtu (5/6) lalu, seperti dalam siaran pers.

Baca Juga

Mentan mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan mendorong perluasan tanaman Porang di Sulawesi Selatan, dengan meminta Dirjen terkait agar mempermudah warga dalam menanam Porang. "Potensi sarang burung walet dan Porang sangat menjanjikan, apalagi penanganan Porang dan walet baru ditangani satu tahun terakhir. Kita berharap ke depan ekspornya makin meningkat," katanya.

Disisi lain, Mentan Syahrul juga mendorong lahirnya jutaan petani milenial yang memiliki kemampuan lebih dalam mengelola sektor pertanian, khususnya komoditas porang dan walet. Ke depan, mereka diharapkan mampu melewati tantangan dan mengkoneksikan pasar ekspor.

"Sesuai arahan Presiden Jokowi kita harus mengakselerasi komoditas komoditas yang memang menjanjikan dan memiliki skala ekonomi yang menguntungkan. Karena itu generasi muda harus turun membangun sektor pertanian," katanya.

Di samping itu, dalam upaya memajukan komoditas porang hingga menghasilkan kualitas ekspor yang bagus, perlu melibatkan peran lintas antar kementerian. Misalnya Kementan di sisi pengembangan budidaya dan produksinya, sementara bagian hilir Kementerian Perindustrian yang membina industri pengolahan, sedangkan pasar dan ekspor perlu peranan Kementerian Perdagangan.

"Porang ini masa depan. Saya mau lihat hasil pengembangannya dalam 3 bulan lagi. Buat ini lebih kuat agar ekspor kita makin meningkat," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement