Senin 31 May 2021 17:28 WIB

8 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

Pemerintah kembali datangkan 8 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Bayu Hermawan
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali mendatangkan vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di Indonesia. Sebanyak 8 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac pun telah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (31/5) siang ini.

Dengan kedatangan vaksin tahap ke-14 ini, maka hingga saat ini Indonesia telah menerima 3 juta dosis vaksin bentuk jadi produksi Sinovac, 6,41 juta dosis vaksin bentuk jadi produksi AstraZeneca, dan 1 juta dosis vaksin bentuk jadi produksi Sinopharm di mana 500 ribu di antaranya merupakan hibah dari pemerintah Uni Emirat Arab.

Baca Juga

Selain itu, ada juga 81,5 juta dosis bahan baku vaksin produksi Sinovac yang setelah diolah di Bio Farma akan menjadi 65,5 juta dosis vaksin jadi. Sehingga secara keseluruhan telah terdapat 75,9 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi.

"Sampai saat ini, Indonesia sudah mempunyai 75,9 juta vaksin, di mana dari 75,9 juta itu, kalau satu rakyat Indonesia menggunakan dua dosis, berarti itu cukup untuk 37,5 juta (orang)," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat konferensi pers.

Hingga saat ini, realisasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 program pemerintah telah mencapai total 26,9 juta dosis. Dengan rincian sebesar 16,3 juta masyarakat menerima vaksinasi dosis pertama dan sekitar 10,6 juta masyarakat menerima vaksinasi dosis kedua.

Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang telah melakukan vaksinasi terbanyak di Asia Tenggara. Meskipun demikian, jumlah tersebut masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara besar lain seperti Cina dan Amerika Serikat. Karena itu, Erick menegaskan pemerintah akan berupaya untuk terus meningkatkan capaian angka vaksinasi.

"Kita tahu dengan vaksinasi justru ini membantu kita mencegah dari penularan, mencegah kematian, dan terpenting juga untuk ekonominya sendiri, kita bisa mengurangi pelepasan dari pengurangan tenaga kerja, supaya kita bisa mempercepat ekonomi kita balik," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement