Kamis 27 May 2021 16:17 WIB

Islamofobia di Inggris Naik 430 Persen Pascaserangan Israel

Tell Mama UK mendesak penyelidikan penuh atas insiden kebencian.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Islamofobia di Inggris Naik 430 Persen Pascaserangan Israel
Foto: Foto : MgRol_94
Islamofobia di Inggris Naik 430 Persen Pascaserangan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah laporan mengejutkan muncul di Inggris di mana kebencian anti-Muslim atau Islamofobia mengalami peningkatan 430 persen. Berdasarkan laporan yang dibuat sekelompok peneliti, angka ini meningkat dibanding satu pekan sebelumnya, pada 8-17 Mei.

Kelompok pemantau ini lantas mengaitkan lonjakan tersebut dengan eskalasi terbaru dari serangan Israel terhadap Palestina. Menurut pernyataan Tell Mama UK, 13 laporan terkait serangan Islamofobia terjadi pada 1-7 Mei dan meningkat menjadi 56 serangan pada pekan berikutnya.

Baca Juga

"Insiden itu jelas dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Israel dan Palestina. Menyusul lonjakan tersebut, kami telah dan terus mengamati sejumlah laporan terkait, seperti perundungan rasialis di kalangan siswa," kata kelompok tersebut dikutip di Ahlulbayt News Agency (ABNA), Kamis (27/5).

Dalam beberapa kasus, kelompok ini menyebut ada komentar yang mengkhawatirkan, bahkan sepenuhnya tidak dapat diterima, datang dari staf dan manajemen di beberapa sekolah terhadap siswa di sana.

Mengutip Undang-Undang Kesetaraan 2010 negara itu, kelompok itu menggarisbawahi badan publik, termasuk sekolah, harus mempertimbangkan untuk menghapus diskriminasi, memajukan kesetaraan mereka yang memiliki karakter yang dilindungi, serta berusaha untuk membina hubungan yang positif dan baik antara kelompok-kelompok tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga mendesak penyelidikan penuh atas insiden kebencian dan rasialisme semacam itu. Diperlukan keterlibatan komunitas dan pelatihan untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang kesetaraan pada masa depan, serta memahami bagaimana bahasa yang berbahaya akan berdampak pada siswa dan komunitas yang lebih luas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement